Ada banyak hikmah yang dapat diperoleh di bulan Ramadhan, salah satunya adalah berlipatgandanya amalan kebaikan, Inilah janji pahala yang Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sebutkan,
مَنْ فَطَّرَ صَائِمًا كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ غَيْرَ أَنَّهُ لاَ يَنْقُصُ مِنْ أَجْرِ الصَّائِمِ شَيْئًا
“Siapa memberi makan orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa tersebut, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sedikit pun juga.” (HR. Tirmidzi no. 807, Ibnu Majah no. 1746, dan Ahmad 5/192, dari Zaid bin Kholid Al Juhani. At Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih.)
Al Munawi rahimahullah menjelaskan bahwa memberi makan buka puasa di sini boleh jadi dengan makan malam, atau dengan kurma. Jika tidak bisa dengan itu, maka bisa pula dengan seteguk air.[ Faidul Qodhir, 6/243.]
Juga Utama di bulan karena adanya Lailatul Qadar yaitu malam yang lebih baik dari seribu bulan. Bahkan di akhir Ramadhan, orang yang berpuasa akan mendapatkan bonus pahala, sebagaimana hadist yang menyebutkan,
Dari sahabat Jabir bin Abdullah, bahwa Rasulullah Saw bersabda, ”Pada bulan Ramadhan, umatku diberikan lima perkara yang tidak diberikan kepada seorang Nabi pun sebelumnya. Pertama, bila datang awal bulan Ramadhan, Allah Azza wajalla melihat mereka dan barang siapa di lihat oleh Allah Swt, maka dia tidak akan mendapatkan azzab selamanya. Kedua, bau mulut mereka di sore hari (saat puasa) lebih harum disisi Allah daripada aroma minyak kasturi. Ketiga, para Malaikat memohonkan ampun untuk mereka siang dan malam. Keempat, Allah Azza wajalla telah menyuruh Surga, Dia berfirman kepada Surga-Nya, “Bersiap-siaplah dan berhiaslah untuk hamba-hambaku. Sudah dekat waktunya mereka (hamba-hambaku) itu beristirahat dari kesusahan dunia menuju rumah dan rahmat-Ku.” Kelima, bila telah tiba akhir malam (Ramadhan), Allah Swt mengampuni dosa mereka semua. Seorang sahabat bertanya, “apakah itu yang di maksud Lailatul Qadar (malam keagungan)?”. Rasulullah Saw menjawab, “Lain! Tidaklah kamu melihat para pegawai (buruh). Bukankah jika telah rampung pekerjaannya, mereka disempurnakan gajinya (mendapat bonus).” HR. Baihaqi.
Hikmah lainnya dari berpuasa di bulan Ramadhan;
1. dapat belajar mengendalikan diri, baik dari makanan dan hawa nafsu yang hina,
2. dapat melatih kejujuran dan menjaga amanat. Karena saat puasa, tidak ada yang mengetahui, kecuali Allah Swt bahwa seorang itu berpuasa atau pura-pura berpuasa.
3. dapat merasakan penderitaan fakir miskin. Dengan demikian makan dan minum, maka bis langsung merasakan dan berempati langsung terhadap penderiataan (kelaparan) kaum dhuafa’ dan
4. dapat berfikir dewasa dan jernih. Karena dengan perut kosong, maka bias membuat pikiran seseorang menjadi jernih, tajam, rasional, cepat lagi tangkap merespon suatu hal, sebagaimama tutur Lukman Hakim kepada anaknya, “Wahai anakku! Jika perutmu penuh, maka pikiramu akan mati dan anggota tubuh pun aka malas beribadah.”
Semoga Allah Swt memuhkan dan mengutkan kita dalam berpuasa Ramadhan yang sebentar lagi akan bersama-saman dengan kita, dan Semoga amalan pausa kita menjadi amalan kebaikan disisi-Nya. Amin…. Wallahu a’alam.