Kenapa kita bisa Pacaran? Karena kita berada pada frekuensi yang sama. Sederhananya, kita bisa mendengarkan siaran sebuah stasiun radio jika kita tahu frekuensinya dimana. Jika memasangnya tidak pas, siaran akan terdengar rombeng, brisik. Menyebalkan.
Saya bisa memiliki sejumlah sahabat yang hingga kini bisa bertahan karena masing-masing 'bergaul' pada frekuensi yang sama. Entah karena bahasanya, cara pikir, pola pikir, kepentingan.
Ketika frekuensi mulai bergeser, perlahan pula sahabat-sahabat akan menjauh. Berbagai alasan mengapa frekuensi setiap orang bisa berubah-ubah. Tak perlu langsung menyalahkan diri sendiri karena memang tak sesuatu pun bisa abadi selama kita masih hidup di dunia.
Anda mungkin memiliki rekan kerja di kantor. Bertahun-tahun bekerja bersama namun tak sekalipun Anda merasa klik untuk menjadikan dia sahabat Anda. Tentu saja karena baik Anda maupun dia, tak memiliki frekeunsi yang sama.
Sama halnya dengan hubungan asmara. Anda menggemari seseorang namun orang itu malah kabur. Apa yang harus Anda lakukan? Lacak frekuensinya. Kenali, lalu arahkan antena Anda untuk menangkap signal yang dia pancarkan. Mestinya Anda berhasil mendapatkan dia. Karena ketika cinta bicara, tak ada syarat mutlak yang bisa bertahan. Paras cantik atau ganteng tak akan ada lagi dalam kriteria. Pintar, kaya, ini itu, akan rontok jika cinta sudah mulai bersemi. Cinta itu mestinya tak rasional. Jika seseorang cinta-cintaan namun masih banyak pertimbangan ina inu, gombal namanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar