Sekilas kulirik kelap-kelip lampu LCD HPku menyala, tapi tak kuangkat dengan segera untuk melihatnya. Biasa, saat aku bekerja aku memilih untuk men-silent-kan semua yang bisa mengganggu konsentrasiku. Walau bekerja dari rumah, tapi aku sangat menghargai hak client-clientku untuk mendapat hasil pekerjaan profesionalku.
Sekilas kulirik kelap-kelip lampu LCD HPku menyala, tapi tak kuangkat dengan segera untuk melihatnya. Biasa, saat aku bekerja aku memilih untuk men-silent-kan semua yang bisa mengganggu konsentrasiku. Walau bekerja dari rumah, tapi aku sangat menghargai hak client-clientku untuk mendapat hasil pekerjaan profesionalku.
Sepuluh menit berlalu, saat mengambil minum, aku segera sadar tentang HPku tadi. Kulihat sebuah sms masuk dari no. yang tidak aku kenal.
"Wah mbak Yuli masuk SM hr ini dg bisnis VA, sukses slalu tuk mba Yuli."
Isi dan no. sms itu sungguh menggelitikku. Yang pertama aku lupa (atau memang belum) men-save no. itu, yang kedua karena aku belum membaca koran hari ini.
Buru-buru kucari koran Suara Merdeka. Benar saja, ternyata memang benar ada sebuah artikel tentangku dengan bisnis Virtual Assistant yang hampir 2 tahunan ini kugeluti terpampang di halaman probisnis harian tersebut edisi hari ini (pssstt... salah satu photo dari FBku juga ikutan nampang lho!).
Pelan-pelan kubaca isinya, kuhayati pelan-pelan seperti halnya ketika kunikmati silverqueen kesukaanku.
Tak terasa dua titik air mengembang di pelupuk mataku, ahhh... kenapa bikin terharu gini yaaaa...
Teringat perjuanganku saat-saat itu. Saat ujian besar melanda keluargaku, Allah memberi pencerahan tentang VA ini. Sampai akhirnya aku larut dan semakin cair dalam dunia virtual.
Juga terbayang perjuanganku menempa diri, dari orang yang bahasa inggrisnya sebatas pasif, yang dengan terbata-bata karena keterbatasan ini mesti bersusah payah mencerna pelajaran tentang VA dari forum-forum dan website yang rata-rata berbahasa londho... sampailah aku disini, di hari ini, di titik ini.
Allah tidak pernah tidur, dan Allah Maha Menepati Janji.
Setahun lalu kulepas sebuah karir dengan gaji bagus di VICO Indonesia. Saat itu, setelah berkali-kali diminta mempertimbangkan keputusanku, suatu kali aku dengan sangat pede berkata pada Manager ICT VICO Indonesia yang sudah kuanggap seperti bapak sendiri: "Saya yakin kalau memang ada rejeki saya, pasti Allah akan mencurahkan penggantinya dari tempat lain".
Sungguh, memang bukan karena karir jelek atau lingkungan kerja. VICO Indonesia menawarkan semua yang menarik dari dunia kerja untuk seorang Yuli Rosiana yang bukan apa-apa ini. Keputusan meninggalkan kantorwaktu itu adalah untuk lebih fokus menata diri juga mengurus keluarga.
Kembali dengan penglihatan terpendar kubaca artikel itu, saat itu terdengar adzan dzuhur dari speaker musholla dekat rumah mengingatkanku pada kekuasaan Allah.
Suasana haru ditambah suara adzan itu membuat semacam nuansa mistis penuh syahdu dalam hati ini.
Merasa begitu besar karunia Allah dan betapa rendahnya diri ini, kusujudkan kepala dan hatiku. Saat itu genangan air sudah membuncah dan langsung memburai keluar dari kedua mataku.
Allahu Akbar!
Terima kasih ya Allah atas semua karunia, kemudahan dan juga pertolongan yang telah Engkau curahkan untukku dan keluargaku.
Terima kasih telah membimbing Mbak Hartati, sang wartawati SM sehingga beliau sudi membuat dan memuat cerita tentangku dan VA.
Terima kasih ya Allah, untuk semuanya.
Semarang, 11 Nov '10
PS. versi cetak artikel itu bisa dilihat disini: http://mcetak.suaramerdeka.com/PUBLICATIONS/SM/SM/2010/11/11/ArticleHtmls/ENTREPRENEUR-Asisten-Virtual-Pintar-Menangkap-Peluang-11112010109017.shtml?Mode=1
Tidak ada komentar:
Posting Komentar