Tiba saat untuk berpacaran bagi Anda yang sudah mengucapkan akad. Insyaallah yang ini berpahala, bebas hambatan, sesuai selera dan kesepakatan. Kalau Anda memandang, kelip-kelipan dan menyentuh sedikitpun tak dihalalkan (haram), maka setelah menikah, mau saling melotot, saling kelip-kelipan (sampai cape matanya), saling cekik (sedikit), saling banting sedikit (jangan seperti smack down loh…) atau apapun boleh….
Bulan Dzulhijjah ini, banyak saya temukan orang yang membuka lembaran baru dalam hidup mereka, memutuskan masa lajang dan menyempurnakan separuh agama mereka. juga ada beberapa teman-teman saya yang telah melangsungkan resepsi pernikahan tersebut, tetapi saya tidak dapat menyaksikan secara langsung pernikahan mereka karena karena tempat jauh (jika diongkosi tranportasi, tentu saya akan datang, hehe….), semoga mereka mendapatkan kebahagiaan dalam membina rumah tangga. Doakan juga saya, agar mendapatkan jodoh, hm... yang sedang-sedang saja, yang penting membuat bahagia, menentramkan hati dan pintar masak, heheii.... (bukan mempromosikan diri loh...)
Pernikahan mengepresikan pacaran generasi mulia dalam memaknai ikatan yang suci, abadi dan mengantar ke ketinggian surgawi. Kata ibnu Qayyim, “Setiap kenikmatan yang membantu terwujudnya kenikmatan di hari akhir adalah kenikamatan yang dicintai dan diridhai Allah Swt. Penghadir kenikamatan itu akan merasakan kenikmatan dalam dua segi. Pertama, kenikmatan itu menyampaikan dirinya kepada ridha Allah Swt. Selain itu, akan datang pula kepadanya nikmat-nikmat lain yang lebih sempurna.”
Di bawah ini beberapa hikmah dalam pernikahan dari sekian banyak hikmah dalam membina rumah tangga yang saya kutip dari buku “Nikmatnya pacaran Setelah Penikah” karangan Kang salim A. Filah. Buku ini bagus bagi Anda yang sudah berumah tangga terutama pengantin baru dalam membina hubungan yang harmonis dengan pasangan. Namun bagi Anda yang belum nikah, buku ini dapat memberikan inspirasi tersendiri bagi Anda dalam memilih pasngan hidup yang terbaik dan juga membuat anda semakin semanagt untuk cepat-cepat membuka lembaran baru, termasuk saya, sieehhhhh…….. (Kang Salim harusnya berterima kasih kepada saya yang mempromosikan bukunya. Hehe….)
Berikut beberapa himah tersebut:
1. Surga hadir di rumah kita.
Kalau ungkapan baiti jannati (rumahku surgaku), benar-benar ingin kita wujudkan, tentu carnya dengan menghadirkan surge ke rumah kita, bagaiman itu? Terkadang surga begitu dekat dengan suatu yang kurang bisa kita nikmati di dunia ini, sedangkan neraka berbaut kelezatan syahwat dan rasa nikmat.
Kini dengan bantuan pasangan suami atau istri, kita mencoba agar luasa hati bertambah, menerima segalanya dengan qana’ah dan sabar. Inilah haisan hidup yang menghadirkan surge ke rumah kita.
2. Penjaga ketaatan
Mungkin saja suatu ketika Anda segera terbangun padahal sedang bermimpi dahi anda dikecup bidadari (bukan wonder women, ha…) dan ketika Anda membuka mata, ‘bidadari’ itus edang memandangi anda sambil mengenakan mukenahnya, “Shalat yuk!!!....”
“Allah merahmati seoarang lelaki yang bangun pada malam hari lalu menunaikan shalat malam (qiyamullail). Dia bangunkan istrinya dan jika istri enggan ia percikkan air ke wajahnya. Dan Allah merahmati seorang wanita yang bagun pada malam hari untuk menunaikan shalat malam. Dia bangunkan suaminya dan jika sang suami enggan, ia percikkan air ke wajahnya.” (HR Abu Dawud, An Nasa’I dan ibnu Majah).
Maka berbahagialah ketika disiram air (maksudnya bukan satu ember), istri anda adalah pengamal sunnah yang uatama.
Jika sebelum nikah, kata ustadz Fuzil Adhim, ruhiyah sulit terjaga dan mata sangat sulit untuk memicing, mudah-mudahan setgelah menikah ada perubahan (lebih bersemangat lagi, jangan mau kalah dengan istgri anda). Dan jika sebelum menikah sudah terbiasa bangun, mudah-mudahan kecantikan istri tidak menjadikan kaki berat untuk melangkah, wah… ini yang gawat, maunya nempel terus sama istri tercinta….., ingat!!! Anda adalah seorang pemimpin yang harus membina istri Anda
3. Menentramkan dan menentramkan jiwa
“tiga kunci kebahagiaan seoarang laki-laki: (1) Istri Shaliha yang jika dipandang membawamu semakin sayang, jika kamu pergi membuatmu merasa aman karena bisa menjaga kehormatan dirinya dan hartamu, (2) kendaraan yang baik yang bisa mengantar kemanapun pergi, (3) Rumah yang lapang, damai dan penuh kasih sayang…” (HR Abu Dawud)
Kalau ketiga hal ini berada di sisi (terutama istri yang shaliha), seolah dunia dan seisinya ada dalam genggaman kita. Istri yang selalau menentramkan, kendaraan yang siap sedia dan tak pernah memberikan keluhan dan rumah tangga yang nyaman tempat melenyapkan segala penat jiwa maupun raga. Tetapi bagaimanapun juga, istri shaliha adalah sebaik-baik perhiasan dunia yang dikaruniakan Allah kepada kita. Seperti lantunan lagu The Fikr;
Perhiasan yang paling indah
Bagi seorang abdi Allah
Itulah ia, wanita shaliha,
Ia menghiasi dunia…..
4. Penjaga dari dosa dan maksiat
Berbahagialah, kata Utz Fauzil Adhim, kalau ternyata suami ternya pulang mendadak lalu menemui istrinya, ia menandakan ia menjaga agama, kehormatan, dan kesetiaan cintanya.
“Sesungguhnya Rasulullah Saw pernah melihat seorang wanita. Maka beliau segera masuk ke kediaman Zainab lalu beliau tumpahkan keinginan beliau kepadanya. Lalu keluar dan bersabda, “wanita jika mengahadap kepadamu, ia dalam rupa syaitan, jika ia membelakangimu ia juga dalam rupa syaitan…. Bila salah seorang diantara kalian melihat seorang wanita yang menarik, hendaklah ia temui istrinya. Karena pada diri istrinya ada hal yang sama dengan yang ada pada wanita itu” (HR At tirmidzi).
Berlari dari yang haram mencari yang halal. Berlari dari dosa menuju pahala.berlari dari hina menuju mulia. Berlari dari tempat maksiat menuju ibadat. Berlari dari syetan yang keji menuju istri yang suci. Bukankan itu semua berarti berlari dari neraka menuju surgawi? Subhanallah, kemanapun kita pulang, kita berharap surge itu selalu hadir ke rumah kita kapan saja dan di bagian rumah yang mana saja.
5. Inspirfasi surgawi
Salah satu ketinggian yang membedakan ikatan suci penikahan Islam dengan yang lain, yang mengangkatnya keketinggian ufuk ukrawi adalah ikatan ini merupakan inspirasi meraih jannah. Ia tak hanya menyatakan manusia dalam keterkaitan kebutuhan biologis, psikologis, ataupun lokgis, tetapi ia mengangkatnya ke ketinggian makna akan kebutuhan masa depan yang lebih baik lagi.
“Ketahuilah cara mu’min memandang masa depan, bahwa kematian bukanlah akhir kehidupan, tetapi pintu menuju masa tunggu dan kehidupan baru. Saat perhitungan amal ditegakkan, lalu pengadilan Allah memutuskan, berita bahagia bagi orang-orang yang beriman, bersama istri mereka digembirakan.
“masuklah ke dalam surga. Kalian dan istri-istri kalian digembirakan” (Az Zuhruf: 70)
6. Pahala Mengalir dosa berjatuhan
Ikatan pernikahan telah menghalalkan apa yang haram, menjadikan apa yang sebelumnya dosa menjadi pahala, dan bahkan menggugurkan dosa dari sela sejamari.
“Sesungguhnya seorang suami yang memandang istrinya dan istrinyapun memandangnya (dengan syahwat), maka Allah akan memandang kedua insan itu dengan pandangan rahmat. Dan saat ia memegang telapak tangan istrinya, maka dosa-dosa kedua insane itu berjatuhan dari sela jemari-jemarinya.” (HR Maisarah bin Ali dan Imam Rafi’I dari Abu Sa’id Al Khudri)
7. Indahnya Malam Zaraf
Apa itu malam zaraf? Malam adalah malam pertema bagi pasangan suami-istri dalam memadu kasih, atau malam pemboyongan istri ke kamar suaminya, atau juga di sebut malam pertama kali mereka bermalam besama.
Yang istimewa di sini adalah sentivitas kondisi yang dialami kedua mempelai. Ini barangkali yang menumbuhkan kenangan yang tak hilang dari memori selama hidup. Bahkan kenangan itu bisa menjadi terapi disaat sempit dalam hidup datang menghampiri.
Syaikh Muh Shalih Al Munajjib memberikan pesan, “Jika engkau merasakan sempit dalam hidupmu, ingatlah malam-malam pernikahanmu.
Itulah beberapa hikmah dari pernikahan yang dapat saya rangkum. Sebenarnya, banyak sekali hikmah yang terkandung di dalam pernikahan, yang jika kita telusuri cukup panjang untuk kita bahas.
Intinya, dalam berumah tangga adalah sarana untuk meningkatkan dan menyempurnakan amaliah ibadah kepada Allah SWT. Rasulullah bersabda, ''Barangsiapa menikah, maka sesungguhnya ia telah menyempurnakan separuh iman, karena itu hendaklah ia bertakwa kepada Allah dalam separuh yang tersisa.'' (HR Thabrani). Sedangkan juga sebagai sarana dakwah, berumah tangga adalah sarana untuk saling mengingatkan dalam kebaikan dan takwa serta berlomba dalam memberikan contoh terbaik.
Dalam berumah tanggapun harus diperhatikan hal-hal yang penting, misalkan hak suami terhadap istri dan sebaliknya hak istri terhadap suami, jika hal ini diperhatikan dengan baik, maka akan terlahir keluarga yang sakinah, mawaddah dan rahma. Adab-adab dalam rumah tangga sangat panjang untuk dibahas, maka dalam artikel ini tidak di jelaskan tentang adab-adab tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar