Dulu, Jauh sebelum Muhammad lahir, dunia ini telah disesaki oleh kegelapan, kedzaliman, kehinaan yang berkepanjangan. Umat manusia saat itu telah lupa pada Tuhannya bahkan tidak mengenal sama sekali akan hakekat tujuan hidupnya. Mereka telah kehilangan kesadaran bahkan sudah tidak dapat membedakan antara yang baik dan yang buruk.
Mereka selalu disibukkan oleh urusannya masing-masing. Sehingga mereka tidak mau memikirkan sedikit pun tentang agama, kehidupan akhirat, soal roh dan hati maupun kepentingan umat manusia itu sendiri.
Bila kita komparasikan kondisi masa itu dengan situasi masa kini, sepertinya tidak jauh berbeda. Saat ini, tidak sedikit manusia yang terjangkit ‘penyakit’ individualisme. Mereka hanya mementingkan diri ataupun kelompok mereka masing-masing. Adapun kondisi orang atau kelompok lain, mereka lepas tangan atau kasarnya tak peduli. “yang penting aku dan kelompkku sukses/survive”, itulah diantara pedoman hidup mereka.
Efeknya?, sungguh luar biasa membinasakan. Kasus pembantaian di Afganistan, penjajahan di Palestina, Kasus korupsi, kriminalitas, penjualan sabu-sabu, wabah pornografi dan pornoaksi, yang siap merusak moral manusia, adalah diantara buah dari hasil pola fikir yang menyesatkan ini.
Jelas, dalam kondisi demikian, kita butuh pembaharu yang siap mengubah tatanan hidup sosial yang kacau-balau ini. Dan hal inilah yang terjadi pada 14 abad silam. Ditengah-tangah kecarut-marutan kehidupan manusia, Allah mengutus seorang hamba melalui rahim seorang wanita yang bernama Aminah. Dan pada 12 Rabiul Awal bertepatan 20 April 571 M, lahirlah bayi suci itu, yang kemudian diberi nama Muhammad oleh sang-kakek, Abdul Muthalib.
Ketika bayi itu menginjak dewasa, masyarakat sekitar telah mempercayainya sebagai orang yang amanah (al-amien), sehingga tidak sedikit dari mereka yang menitipkan barang-barang kepada beliau. Bahkan terhadap urusan yang besar, yang nyaris menumpahkan darah sekalipun, bisa terselesaikan dengan damai oleh beliau. Hal ini bisa kita lihat pada kasus renovasi Ka’bah, yang dilakukan oleh kaum Quraisy.
Tepat pada usia kematangan, 40 tahun, Allah melantiknya menjadi nabi dengan diturunkannya wahyu pertama surat Al’Alaq 1-5. maka semenjak itu, misi mengeluarkan manusia dari kabut kesesatan dimulai. Misi tersebut semakin gencar dilakukan ketika turun surat Al-Hijr, 94, yang memerintahkan beliau dan kaum muslimin untuk berdakwah secara terang-terangan.
Dan hanya dalam kurun waktu yang relative singkat, 24 tahunan, beliau telah mampu mengubah tatanan hidup sosial masyarakat yang dulunya amburadul, menjadi sosial masyarakat yang bertauhid lagi saling menyayangi. Oleh karenanya, maka terciptalah kehidupan yang damai, tentram, adil, jujur dan lain sebagainya, yang mana kehidupan semacam ini, belum pernah dirasakan oleh mereka sebelumnya.
Perhatikanlah keterangan Ja’far bin Abu Thalib mengenai risalah Muhammad, ketika beliau ditanya oleh raja Habasyah tentang Islam, beliau menjawab, “hai paduka kaisar, dulunya waktu kami masih hidup di zaman jahiliah kami adalah suatu kaum yang menyembah berhala, yang gemar makan bangkai, berbuat dosa, dan memutus hubungan famili dan tetangga. Bahkan kami sering menindas pada orang lemah. Itulah kebiasaan kami semasa jahiliah. Kemudian ketika Allah mengutus seorang nabi-Nya yang telah kami kenal nasabnya, kejujuran dan amanatnya. Beliau mengajak kami untuk menyembah Allah Yang Maha Esa dan tidak menyekutukan-Nya dengan segala sesuatu. Selanjutnya, kami diajak untuk meninggalkan segala perbuatan jahat,, makan harta anak yatim dan berkata bohong. Selain itu kami diajak untuk berlaku jujur, menyampaikan amanat, selalu bebrbuat baik dengan kerabat dan tetangga, dan kami dilarang untu saling membunuh sesama kami selain itu beliau juga memerintahkan kami untuk mendirikan shalat, memberikan zakat, dan puasa, haji dan seterusnya. Kami pun beriman dengan ajakan beliau dan kami tidak menyembah selain Allah serta mengerjakan segala apa yang diperintahkan dengan meninggalkan apa yang dilarang oleh beliau…...”, terangnya.
inilah sosok Muhammad yang telah tampil sebagai sosok pembaharu, yang mampu membaharui sistem sosial yang sesat lagi menyesatkan itu. Kelahirannya, sungguh telah menjadi berkah bagi penduduk bumi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar