Pasti setiap orang di dunia ini mencari kebahagiaan dan merupakan sesuatu yang kita cari bahkan merupakan tujuan hidup kita. Bukankah sepanjang hidup kita senantiasa mencari sesuatu yang lebih baik? Banyak orang yang mencari kebahagiaan tetapi tidak kunjung dapat. Bukan berarti kebahagiaan itu sulit ditemukan bahkan sebenarnya kebahagiaan itu berada sangat dekat dengan kita. Akan tetapi yang membuat kita sulit menemukan kebahagiaan adalah karena kita sering terkecoh oleh sesuatu yang ‘menyamar’ sebagai kebahagiaan.
Namun, tahukah anda siapa yang sering menyamar sebagai kebahagiaan? Inilah yang disebut kesenangan. Banyak orang yang merancukan kebahagiaan dengan kesenangan, jika senang maka akan bahagia padahal kesenangan itu bersifat sementara. Kesenangan bisa dicapai dari hal-hal fisik. Ini menghasilkan kepuasan, tetapi kepuasan yang dihasilkan tidak akan tahan lama. Kebahagiaan yang bergantung pada kesengan fisik tidak mantap, hari ini anda merasakan kebahagiaan, esoknya mungkin tidak. Ketika memilih ‘kesenangan’ sebagai ‘kebahagiaan’, itu artinya kita sudah berjalan ke arah yang berbeda dengan jalan kebahagiaan. Karena itu, semakin jauh menikmati kesenangan maka semakin jauh pulahlah kita dari jalan kebahagiaan.
Ketika seseorang akan melakukan korupsi, ia pasti didorong oleh keinginannya untuk hidup lebih baik, untuk hidup lebih nyama, untuk mencari kebahagiaan. Namun bukan kebahagiaan yang dia dapatkan melainkan kesenangan yang membawa kepada kekhawatiran dan kesengsaraan. Ia tidak tau saatn ini dia berhadapan dengan kesenangan, ia telah melihat kesenangan sebagai kebahagiaan. Orang yang selingkuh juga sama, mereka juga mendambakan kebahagian mencari orang yang lebih baik dari pasangannya, mereka juga tidak sadar bahwa yang bediri didepan mereka bukanlah kebahagiaan, melainkan kesenangan dan kenikmatan yang menyamar sebagai kebahagiaan.
Jalan kebaikan senantiasa berakhir pada kebahagianaan, sementara jalan kesenangan sering berakhir pada kesengsaraan. Kebahagiaan itu adalah apa yang kita lakukan kemudian mendatangkan ketentraman dalam hati dan tercapainya segala sesuatu dengan keridhoan Allah SWT. Keridhoan Allah SWT dapat kita raih bila kita melakukan segala sesuatu berdasarkan perintah dan larangan-Nya. Itulah yang menjadikan hati kita tenang dan kedamaian pikiran. Makin tinggi ketenangan pikiran kita, makin besar kedamaian yang kita rasakan, makin besar kemampuan kita meinikmati hidup yang bahagia. Sebaliknya, semakin jauh kita dari mengingat Allah maka semakin gelisah hati dan pikiran kita.
الَّذِينَآمَنُواْوَتَطْمَئِنُّقُلُوبُهُمبِذِكْرِاللّهِأَلاَبِذِكْرِاللّهِتَطْمَئِنُّالْقُلُوبُ
(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram. (QS. 13:28)
Orang yang berbahagia adalah orang yang dapat mengurai dan menjawab dengan benar dari mana kita berasal? (siapa yang menciptakan kita?), apa tujuan kita hidup? Dan mau kemana kita akan kembali setelah hidup di dunia ini?. Orang yang berbahagia adalah orang yang dapat berdai dengan dirinya, dengan orang lain dan dengan Allah SWT.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar