Rabu, 27 Oktober 2010

Kisah sekawan ikan

Ada dua ekor ikan yang sangat bersahabat, merefka hidup di kolam yang sangat indah. Sebut saja picku dan pikka, usia mereka tergolong ABG-lah kalau ukuran manusia.
Suatu ketika mereka mengobrol berdua, Pichu menumpahkan isi hatinya, “Pikka, bosan amat ya hidup kayak gini? Tiap hari kerjaan kita Cuma tidur-bangun, berenang, cari makan, bĂȘte ah… “Gue juga bĂȘte Pic,” jawab Pikka.

Singkat cerita, ada seorang pemancing yang mengobrol dengan temannya dan didengar oleh Pikka. Kesimpulannya adalah pemancing itu bosan dengan kehidupannya dan dia menyimpulkan bahwa air adalah sumber kehipan dan kebahagiaan.


Sambil berteriak kegirangan bak mendapat ilham dari langit, Pikka berkata, “Pichu!! di mana kamu? Aku dapat kabar gembira nih, aku dengar manusia juga bosan dengan kehidupannya, kata mereka air adalah sumber kehidupan dan kebahagiaan. Sekarang ayo kita cari di mana air itu berada!!

N ah… bingung kan??? Nagapain coba ikan ikut-ikutan cari air, padahal rumahnya sendiri adalah air, tiap waktu bersama dengan air. Kenapa semua ini terjadi? Karena kedua ikan tadi tidak mengarti siapa dirinya dan di mana dia tinggal.

Kadang kita hidup seperti ikan yang mencari air, tidak mengerti diri kita sendiri, tidak mengetahui di mana sebenarnya kita tinggal dan untuk apa hidup di dunia ini. Sebenarnya kita mencari kebahagiaan di luar diri kita, lupa bahwa bahagia itu kebahagaiaan itu bukan terdapat di luar, melainkan terdapat di dalam diri kita sendiri yaitu di dalam hati kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar