Rabu, 31 Oktober 2012

KEKASIHKU, ADALAH MERTUAKU



KEKASIHKU, ADALAH MERTUAKU
Hari ini aku akan bertemu dengan seseorang yang baru saja aku kenal di Facebook. Dari PPnya dia terlihat cantik dan seksi walau usianya sudah 32 tahun.
Namanya Retno, status bersuami, anak 2, hidup berkecukupan tapi sayang suaminya kurang memberikan kepuasan pada dia karena suaminya sudah tua, sekitar 50 tahun usianya. Begitu dia bercerita padaku.
Hari ini kami akan bertemu disebuah restoran tidak jauh dari tempat kostku.
“Hallo…kamu Zaki kan?”…tiba-tiba seorang perempuan seksi nan cantik menyapaku. “Oh, iya…ini mbak Retno ya…” aku benar-benar terkesima melihatnya, foto dan aslinya sama persis (aku jadi kepengen….).
Kami berusaha mengakrabkan diri, karena selama ini hanya bisa chatting dan ngobrol lewat telpon. Hari ini benar-benar dahsyat buatku.
“Mbak Retno, naik apa kesini?” tanyaku memulai pembicaraan kami kembali. “Ah,kamu Zak..masa sih aku harus naik mobil umum bisa bau badan aku kena keringet banyak orang nanti kamu ngga mau deket-deket aku..” manjanya sambil mencubit lembut pipiku. Wah..jadi seeeerr deh punya “akunya”. Perempuan ini benar-benar membuat aku penasaran pengen cepet…….(cepat-cepat aku hapus pikiran kotorku). “Aku bawa mobil sendiri Zak..tuuh, mobil aku…”.Sambil menunjuk sebuat mobil keren warna metalik. “Ah, mbak…sayakan  Cuma becanda..masa sih secantik mbak gini naik mobil ketengan, emangnya aku, hehehe…”. Jawabku sambil menatap bibir seksinya.
“Ayo, kita pesan makanannya Zak…kamu mau makan apa?”.Dia benar-benar membuat aku blingsatan sekarang dia mulai meremas tanganku. Wah..bener-bener agresif nih cewek (“akunya” mulai blingsatan lagi). Setelah kami pesan makanan kesukaan kami masing-masing akhirnya  kami menikmati makanan yang sudah tersedia. Tapi aku benar-benar tidak bisa berkonsentrasi karena yang aku lihat bagaimana cara dia makan..Wow, bibirnya itu lo….membuat aku berdesah…..
Selesai kami menyantap habis makanan yang kami pesan, tak lupa sebatang rokok dia nyalakan. “Kamu merokokkan Zak..ini buat kamu..”. Mbak Retno menyerahkan rokok yang tadi dia nyalakan padaku, Wuih..bener-bener asli agresif pooll..mbak Retno mulai banyak bercerita kembali tentang kehidupannya.
“Zaki..kost-an kamu dekatkan, bagaimana kalau kita ngobrol-ngobrol di tempat kost kamu?”..”Ayo, mbak..tapi jangan ngetawain ya..kost-anku kecil…”. Jawabku. “Ah..ngga apa kost-an kamu kecil yang penting “akunya” kamu besar, xixixixi..”. Dia mulai mengarah pada “akunya” aku. “Wah..apaan maksud mbak..aku ngga ngerti ah..”. Aku mulai terangsang kembali.
Dengan mobil yang dia bawa akhirnya kami ke tempat kost-anku. Tanpa canggung aku persilahkan mbak Retno untuk masuk ke kamar kost-anku, walau kecil kamarku tertata dengan apik. “Zak..kamarmu rapih ya…terlihat dari badanmu pun bersih dan segar..”. Pujian Mbak Retno mulai mengarah pada tubuhku (yang memang betul banyak wanita yang memujiku seperti itu termasuk Lisa kekasihku).
Di kamarku kembali kami bercerita banyak tentang kehidupanku dan dia, kadang sedikit dibumbui canda-canda yang “menjurus”. “Zak…gimana kalau kita tonton video “bokep”?”. Usul mbak Retno padaku…”Ah..jangan mbak..saya ngga mau nanti saya kenapa-kenapa gimana?”…Jawabku pura-pura menolak ajakannya. “Aaaahhh…kan ada mbak..” dia kembali mencubit pipiku.
Akhirnya atas usulan mbak Retno kamipun menonton video “bokep” yang dia sudah persiapkan. “Akunya” sudah tidak tahan melihat adegan syur di video “bokep” dan sepertinya mbak Retno memahami itu semua. “Zak..apa itu yang menyembul dibalik celana kamu?”. Aku pura-pura tidak memahami apa yang mbak Retno katakan. “Apanya mbak?”..” Itu dibalik celanamu yang menonjol…”. Mbak Retno lalu mengelus bagian celanaku yang sudah terlihat dengan jelas tonjolannya, aku benar-benar pasrah karena sudah tidak tahan lagi menahan gejolak birahiku. Mbak Retno mulai melancarkan serangannya..pelan tapi pasti dia mulai mengeluarkan “akunya” dari celanaku. Dia mulai menghisap-hisap, mengelus-elus dan…………….
Adegan demi adegan di video “bokep” sudah tak kami perdulikan lagi, kami sibuk dengan adegan yang kami buat sendiri tanpa video dan sutradara. Kemampuannya dalam “bercinta” aku akui sangat-sangat dahsyat. “Zak..”Akunya” punya kamu besar, panjang dan legit, aku ngga tahan lagi Zak..” desah, erangan, pujian dan kenikmatan menjadi satu bergumul dengan tubuh kami yang sudah telanjang tanpa kain penutup apapun.
Aku terus mengimbangi permainan mbak Retno yang aku  sangat akui dapat mengimbangi gairah mudaku yang lama tak ku dapat dari Lisa kekasihku. Aku dan Lisapun sudah pernah melakukan ini semua, saat kami masih dibangku SMA dan saat itu aku dan Lisa masih perjaka dan perawan. Keperawanan Lisa aku dapatkan dengan sama-sama menikmatinya tanpa paksaan, Lisa menyerahkan keperawannya padaku karena kami saling mencintai. Tapi permainan Lisa kalah dahsyat dengan mbak Retno, aku dengan mabak Retno benar-benar menemukan sosok perempuan yang bisa membuat aku semakin bergairah.
“Zak…apa kamu puas dengan punya aku?” tanya mbak Retno setelah kami mencapai titik puncak kenikmatan. Aku menjawab dengan lirih karena rasa lelah setelah 30 menit kami bergumul meraih kenikmatan. “Sangat-sangat puas dan nikmat, mbak..”. aku kecup kening dan bibirnya yang seksi merekah. “Kamu mau kalau kita “beginian” lagi dengan mbak..”. Tanpa aku bicara, aku langsung memeluk mbak Retno dan kamipun “main” kembali.
Entah sampai berapa kali kami “main” selama beberapa jam ini, dan aku sangat kagum dengan kemampuan mbak Retno dalam memuaskan birahiku begitu juga dengan mbak Retno bahwa dia sangat amat puas sedangkan dari suaminya dia tidak mendapatkan itu semua. Kata mbak Retno suaminya sudah loyo, sudah tidak bisa memuaskan nafsunya lagi.
Hari berganti hari, minggu, bulan dan tahun..tak terasa hubungan kami sudah kami jalani selama tiga tahun ini. Tak ada komitmen apapun dengan hubungan kami ini, aku dan mbak Retno benar-benar hanya untuk memuaskan nafsu birahi kami berdua. Aku membutuhkan mbak Retno begitu pula mbak Retno membutuhkan kejantananku.
Selama tiga tahun ini rutinitas ini kami lakukan dalam satu bulan bisa empat kali kami melakukannya tapi disaat-saat mbak Retno tidak bisa datang untuk menemuiku sementara “kebutuhanku” terdesak ada Lisa kekasihku yang bisa memenuhi kebutuhanku walaupun saat “berhubungan” dengan Lisa tidak sedahsyat mbak Retno tapi paling tidak aku bisa menekan “Akunya” aku.
Suara Hpku berbunyi..”Zaki, sayang..kita bisa ketemuan hari ini ditempat biasa?”, mbak Retno menelponku. Aku bahagia sekali, berarti hari ini aku akan mendapat kepuasan dari mbak Retno dan akupun akan memuaskannya. “Oke, mbak..dikamar biasakan mbak”, jawabku.
Dikamar aku dan mbak Retno mulai bergumul dengan serangan-serangan terdahsyat dari mbak Retno, mbak Retno benar-benar wanita yang luar biasa karena dia pandai sekali memuaskan nafsuku dan tahu semua keinginanku dalam menyalurkan birahi mudaku.
Kali ini dia membuat gerakan yang membuat aku semaput sampai-sampai aku hampir kelepasan. Tapi aku beruntung bisa mengimbanginya. Selesai kami menyalurkan hasrat “bercinta” kami, kamipun berpelukan menikmati kelelahan setelah pergumulan tadi.
“ Zak…aku hamil..”. bagai tersambar truk tronton aku amat terkejut dengan perkataan mbak Retno. “Lo..kok bisa sih mbak…kitakan sudah berkomitmen untuk tidak sampai membuahkan janin di rahim mbak..”.Kilahku. “Akunya yang teledor Zak..bulan kemarin aku lupa ber-KB dan tadi pagi aku beli tespack dan benar aku positif..”. “Wah aku ngga tahu harus bagaimana mbak..mbak kan punya suami..”. jawabku kecewa. “Tenang Zak..aku tak minta pertanggung jawabanmu karena aku yakin suamikupun tidak akan curiga dan dia juga senang kok dengan berita ini..”. Hibur mbak Retno padaku. Akupun bernapas lega. “Kalau begitu aku mohon mbak untuk merahasiakan bapak dari anak dalam rahim, mbak”. Pintaku pada mbak Retno. “Iya sayang..”. mbak Retno menyetujui permintaanku.
Lelah sepulang aku bekerja dan langsung menuju kamar kost-anku, ternyata di kamar kost-anku sudah ada Lisa kekasiku yang sudah menungguku sedari tadi tapi dalam keadaan pucat dan kusut masai. “Sayang..kok tumben wajahmu pucat seperti ini”, tanyakanku padanya sambil tak lupa kukecup keningnya. Tiba-tiba Lisa memelukku dan menangis. “Ada apa sayang?” aku terheran melihat tidak biasanya dia sperti ini. “ Aku hamil, bang…” sambil terus memelukku..seperti ada bongkahan batu besar menimpaku. Aku terdiam dan lemas. “Bang..aku harus bagaimana?”Lisa mulai memohon jawaban dariku. Aku terdiam sejenak..tapi aku sangat yakin itu anakku karena aku tahu bagaimana Lisa. “Tenang sayang…aku pasti bertanggung jawab atas perbuatanku padamu”…Tangis Lisa melemah..dan kamipun langsung kembali memadu kasih…tapi kali ini aku tidak segairah sebelumnya. Aku layani Lisa hanya karena dia “menginginkannya”.
Hari ini aku dan keluarga datang bersama untuk acara lamaranku pada keluarga Lisa dan aku meminang Lisa dalam keadaan Lisa sudah hamil. Sesampainya di rumah Lisa kamipun saling memperkenalkan diri dari masing-masing keluarga. Aku terkejut ketika ada sosok yang sangat aku kenal dalam tiga tahun ini. “Kenalkan ini ibu tiri Lisa, Retno namanya. Ibu Lisa sudah lama meninggal dan saya menikah lagi dengan Retno saat usia Lisa 5 tahun..”. Aku diperkenalkan pada mbak Retno teman kencanku selama 3 tahun ini oleh ayahnya Lisa. Aku dan mbak Retno hanya bisa saling menatap, tak ada sepatah kata yang keluar dari mulut kami. Hanya sesungging senyum kecut yang banyak mengungkapkan misteri kami berdua.
Tanggal pernikahanpun sudah ditentukan dan aku akan segera menjadi suami dari Lisa anak tiri dari mbak Retno teman kencanku. Aku dan mbak Retno berusaha menjaga jarak selama masa-masa persiapan pernikahanku. Saat ini aku hanya bisa berharap bahwa kami bisa saling memahami posisi kami masing-masing.
Dari hari ke hari kehamilan mbak Retno dan Lisa istriku semakin terlihat dan usia kehamilan mereka sama-sama sudah menginjak bulan keenam, sebentar lagi aku akan memiliki anak-anak dari benihku. Tahun ini aku akan memiliki dua anak dari mbak Retno dan Lisa istriku. Entah sampai kapan rahasia ini akan terungkap tapi aku hanya berharap semoga Tuhan tetap merahasiakannya.
Parungpanjang, 28 Oktober 2012
Buat seorang teman yang meminta aku membuatkan perjalanan hidupnya, untuk kisah ini nama masing-masing tokoh dirahasiakan. Selamat buat “kamu” yang tahun ini langsung dapat dua anak sekaligus. Jangan galau pasti ini yang terbaik untukmu….hehehe, aku hanya memberimu senyumanku Zaki…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar