Rabu, 21 April 2010

Tulisan seorang Sahabat

Ada kutipan tulisan dari seorang sahabatku, dia sahabat saya ketika masih duduk di bangku SMA dulu. Menurut saya kutipan tulisannya cukup bagus dan menyentuh hati, untuk itulah Saya mencoba untuk menerbitkannya melalui blog saya ini, mudah-mudahan bermanfaat

Sahabat-sahabat baikku…


Jika ada sebuah pertanyaan tentang apa saja yang paling aku inginkan dari setiap pilihan yang ditawarkan, bahkan yang memenuhi setiap impian-impian, agar menjelma menjadi kenyataan?
Maka jawabannya adalah ketika kelak kita sama-sama berjumpa di taman-taman syurga yang indah dan semerbak kesturi, yang mengalir sungai-sungai dibawahnya. Kita akan saling bercerita tentang masa lalu , ketika kita di dunia dengan segala suka dukanya…
Betapa indah saat itu…
Impian-impian itu untuk beberapa saat, demikian terlukis dalam benak ini…
Namun sejenak aku merenung, berdiri didepan sebuah cermin dan bertanya, akankah sosok yang dihadapanku ini mendapatkan impian itu…
Jauh dilubuk hati sana, ada suara berbisik…mana mungkin orang ini akan sampai di taman-taman keabadian, mana mungkin ia akan menikmati kampung akhirat yang memang sudah Allah persiapkan hanya bagi hamba-hamba-Nya yang amat mencintai Tuhannya…bagi hamba-hamba-Nya yang saling mencintai sesama saudaranya dalam persaudaraan islam karena Allah…
Syurga yang amat menyenangkan itu, telah Allah siapkan hanya bagi mereka yang telah berlelah-lelah didunia ini…
Bagi mereka yang berada dalam kafilah orang-orang shalih…
Ya! Hanya bagi mereka para pejuang saja! Tidak dengan yang lain!!!…
Dengan lirih akupun mengadu, “Duh Allah…hamba memang tidak layak masuk golongan penghuni syurgaMu, tapi sungguh hamba tak sanggup menahan azab nerakaMu yang amat pedih itu…”

Saudaraku yang dirahmati Allah…

Ingin aku mengabarkan bahwa sesungguhnya, rangkaian kebaikan yang kita lakukan, ruku’ dan sujud kita yang meski setengah hati…sedekah-sedekah kita walaupun alakadarnya…bakti kita pada orang tua yang tak seberapa…dan amal-amal kebaikan serta persahabatan yang telah dan akan mengisi waktu demi waktu kita, tidak lain adalah biaya yang sedang kita kumpulkan untuk membeli sebuah tiket yang amat mahal. Tiket kita untuk masuk syurga…
Dan biaya itu adalah sebuah perjalanan panjang menuju Allah, rabb semesta raya…

Namun ketahuilah saudaraku…

Perjalanan ini memang panjang dan sangat melelahkan.
Terkadang kita terengah-engah kehabisan nafas untuk terus menapakkan kaki hingga sampai ke tujuan. Kadang kita terseok-seok merasa tak kuat dan hampir tertinggal oleh derap langkah para kafilah orang-orang shalih yang tegar itu. Atau mungkin kita tersandung dan terjatuh oleh aral dan kesulitan dalam perjalanan panjang ini…

Saudaraku di jalan Allah..

Tak satupun diantara kita yang tak pernah mengalami suasana dan perasaan seperti itu. Hampir semua kita, sekokoh apapun kepribadiannya, pasti akan mengalami situasi lemah dan kekurangan tenaga. Ya, memang demikianlah jiwa manusia, seperti yang pernah disabdakan Rasulullah saw. bahwa keimanan itu adakalanya bertambah karena keimanan dan adakalanya berkurang karena kemaksatan.

Tapi ingat saudaraku…

Selama kita berusaha bergabung dan bertahan dalam kafilah atau rombongan ini. Insya Allah, kelemahan dan kekurangan kita tidak akan mampu menjatuhkan kita. Selama kita komitmen bergerak dalam orbit komunitas jama’ah da’wah, insya Allah kita akan menerima banyak keistimewaan dan barakah. Selama kita tetap memelihara hubungan baik dengan kafilah da’wah dan orang-orang shalih, insya Allah semua kelalaian dan penyimpangan kita, kemungkinan besar akan dapat diluruskan dan kembali pada jalan yang benar.
Bukankah berkumpulnya kita dalam ukhuwah ini bertujuan untuk saling menguatkan, saling bantu dalam keta’atan, dan dalam rangka memelihara persaudaraan karena Allah…
Tengoklah saudaramu yang ada disekitarmu saat ini, adakah isyarat keraguan pada wajahnya dalam menjalin persahabatan?…sungguh diantara kita telah Allah ikat dengan tali persaudaraan yag amat kuat…semoga kita mulai bisa merasakannya…
Salah satu barakah hidup bersama orang-orang shaleh adalah, mereka selalu mampu memberi nasihat dan pencerahan hati bagi orang yang duduk bersamanya. “Sebaik-baik sahabat adalah orang yang bila engkau melihatnya, menjadikanmu ingat pada Allah” Begitulah sabda Rasulullah saw.
Renungkanlah perkataan Rasul tersebut.
Kadang kita merasakan, hanya sekadar melihat teman yang shalih, maka ia akan memberi cahaya kesejukan dalam relung jiwa kita…

Saudaraku…

Ketahuilah, sesungguhnya bila suatu saat langkah kita salah, maka kita sendirilah yang akan bertanggung jawab.
Bila karya kita buruk, kita sendirilah yang akan dihisab.
Saat perut kita serakah, kita sendirilah yang akan memuntahkannya kelak di akhirat.
Jika kita lengah, kita sendirilah yang akan meratapinya nanti di hari kiamat.
Itulah yang sejak dulu dipahami orang-orang shalih, yang pernah singgah dan berjaya di muka bumi ini dengan keshalihannya.
Kepada mereka kita sampaikan do’a dan penghormatan. Kemudian mari kita bertekad bulat-bulat, bagaimana agar kita bisa setegar mereka…

Saudaraku…

Sesungguhnya setiap kita bisa memilih, sejauh mana akan kita perankan kualitas keshalihan kita. Pilihan itu ibarat anak-anak tangga. Yang menapak ke atas, lalu tinggi menjulang. Sangat tinggi sekali, bahkan serasa tanpa batas.
Maka ada yang merasa cukup berdiri di tangga terbawah…
Tapi ada yang tak puas dan ingin terus menaiki tangga-tangga keimanan itu…
Dengan dorongan jiwa yang besar, tak ada kamus “istirahat” bagi orang-orang seperti itu. Mereka sadar, semangat dan istiqamah diatas jalan menuju rabbnya, adalah harga mati untuk syurga yang teramat mahal…
Itulah yang dikatakan Imam Ahmad Rahimahullah, ketika ia ditanya, “Kapan seorang hamba bisa istirahat?” Beliau menjawab, “ketika kakinya menginjak syurga”. Betapa jauhnya kualitas kita dengan beliau…

Saudaraku para kekasih Allah…

Bila tiba saatnya kelak…ketika dunia ini berakhir…
Ketika kita menghadap Allah yang Maha Perkasa…
Hanya ada satu harap, semoga kita semua menjadi penghuni syurga…
Biarlah dunia menjadi kenangan, juga langkah-langkah kaki yang terseok, disela dosa dan pertaubatan…
Hari ini, semoga masih ada usia, untuk mengejar syurga itu, dengan amal-amal yang nyata, dan dengan segenap kesungguhan yang menggelora akan sebuah harapan “Memperbaiki diri dan menyeru orang lain…”

Sebagai kalimat penutup, ingin rasanya mengabarkan, bahwasanya,
Jalan ini terlampau terjal untuk kita lalui seorang diri…
Syetan-syetan yang ada disekitar kita, terlalu licik untuk kita lawan sendirian…
Dan rasanya keimanan kita terlalu lemah untuk sanggup berjalan dalam perjalanan panjang ini..
Karenanya dengan tulus aku ingin berpesan…Perbanyaklah mengunjungi saudaramu dalam jalan ini. Jaga perasaan mereka. Jangan jauhkan mereka dari hatimu…
Ingatlah mereka ketika engkau mendapat rezeki…
Kenanglah kebaikan-kebaikannya…
Sisipkan do’a kebaikan untuk mereka dalam rangkaian do’a-do’a malammu…
Sering-seringlah menjenguknya, bertatap muka dan memandang wajah mereka…
Disanalah akan engkau temukan tatapan kejujuran. Disanalah engkau kan merasakan berkah persahabatan…karena dalam persaudaraan islam, mustahil mereka mencelakakanmu, tidak terbersit sedikitpun dalam benak mereka untuk menyakitimu…bahkan sesungguhnya, seperti yang diisyaratkan Rasul kita, dalam hati mereka tersimpan keinginan yang memuncak untuk mengatakan “Aku mencintaimu karena Allah…..”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar