Bila membaca tentang tulisan-tulisan mengenai guru honor di Indonesia alangkah menyedihkan atau malah bisa dibilang amat dramatis. Dengan jam mengajar setara dengan guru PNS tapi dengan kesenjangan pendapatan yang amat jauh sudah terlihat dari nominal yang didapat.
Sebagai contoh ; seorang guruy PNS Golongan 3b dengan jam mengajar 24 jam pelajaran bisa mendapatkan penghasilan sebesar Rp 3.000.000/ bulan belum termasuk ditambah dengan Tunjangan Sertifikasi sekitar Rp 2.000.000/bulan penghasilan sebulan sekitar Rp 5.000.000/bulan
Tapi bila kita melihat guru honor yang jam mengajarnya sama paling besar bisa mereka terima sekitar Rp 400.000 itu sudah sangat bagus malah ada yang hanya terima Rp 100.000-Rp 250.000/bulan. Belum lagi bila mereka harus tidak mengajar tentunya penghasilan akan semakin berkurang.
Saya pun guru honor dan sudah 15 tahun mengabdi pada negeri ini, sudah merasakan honor mulai dari Rp 30.000/bulan sampai Alhamdulillah karena sudah mendapatkan Sertifikasi untuk guru honor, saya sudah mendapatkan Tunjangan Sebesar Rp 1.500.000/bulan dengan potongan pajak sebesar 6,5% jadi sudah lebih beruntung dibandingkan dengan teman-teman saya guru honor yang belum mendapatkan Tunjangan Sertifikasi.
Saat saya membaca tulisan tentang bagaimana pemerintah Malaysia sangat memperhatikan semua guru-gurunya selain dari gaji yang untuk S1 penghasilan mereka bisa mencapai Rp 20.000.000 - Rp 30.000.000/ bulan, belum ditambah dengan tunjangan rumah, laptop gratis, tunjangan mobil sampai tunjangan khusus untuk guru-guru Anak Berkebutuhan Khusus.
Hmmmmm…saya adalah guru Anak berkebutuhan Khusus, bila memang di Negeri Jiran guru sudah sangat dihargai dengan penghasilan yang besar apalagi untuk guru Anak Berkebutuhan Khusus, saya sebagai guru Anak berkebutuhan Khusus sangat tertarik untuk mengabdi pada negara itu. Karena negara ini masih belum bisa menghargai kerja keras kami guru-guru honor.
Ironisnya lagi negara ini masih mengedepankan istilah D3 (Dulur, Deket, Duit) bagi saya yang hanya rakyat biasa dan tidak memiliki keluarga di suatu tempat yang bagus dan tidak memiliki cukup uang untuk bisa membeli SK hanya terpuruk dengan berharap suatu hari saya dan teman-teman senasib bisa diangkat oleh pemerintah.
Dan Ironis yag kedua, saya menyaksikan sendiri seseorang atau malah beberapa orang yang bisa diangkat menjadi PNS Guru padahal baru lulus SMA sedangkan kriteria pengangkatan guru tersebut harus dari S1, ketika saya protes mereka mengatakan bahwa mereka tidak tahu menahu tentang itu semua.
Saya berharap mungkinkah ada yang berani untk melamar saya untuk menjadi Guru Anak Berkebutuhan Khusus di Negara lain????
Sebagai contoh ; seorang guruy PNS Golongan 3b dengan jam mengajar 24 jam pelajaran bisa mendapatkan penghasilan sebesar Rp 3.000.000/ bulan belum termasuk ditambah dengan Tunjangan Sertifikasi sekitar Rp 2.000.000/bulan penghasilan sebulan sekitar Rp 5.000.000/bulan
Tapi bila kita melihat guru honor yang jam mengajarnya sama paling besar bisa mereka terima sekitar Rp 400.000 itu sudah sangat bagus malah ada yang hanya terima Rp 100.000-Rp 250.000/bulan. Belum lagi bila mereka harus tidak mengajar tentunya penghasilan akan semakin berkurang.
Saya pun guru honor dan sudah 15 tahun mengabdi pada negeri ini, sudah merasakan honor mulai dari Rp 30.000/bulan sampai Alhamdulillah karena sudah mendapatkan Sertifikasi untuk guru honor, saya sudah mendapatkan Tunjangan Sebesar Rp 1.500.000/bulan dengan potongan pajak sebesar 6,5% jadi sudah lebih beruntung dibandingkan dengan teman-teman saya guru honor yang belum mendapatkan Tunjangan Sertifikasi.
Saat saya membaca tulisan tentang bagaimana pemerintah Malaysia sangat memperhatikan semua guru-gurunya selain dari gaji yang untuk S1 penghasilan mereka bisa mencapai Rp 20.000.000 - Rp 30.000.000/ bulan, belum ditambah dengan tunjangan rumah, laptop gratis, tunjangan mobil sampai tunjangan khusus untuk guru-guru Anak Berkebutuhan Khusus.
Hmmmmm…saya adalah guru Anak berkebutuhan Khusus, bila memang di Negeri Jiran guru sudah sangat dihargai dengan penghasilan yang besar apalagi untuk guru Anak Berkebutuhan Khusus, saya sebagai guru Anak berkebutuhan Khusus sangat tertarik untuk mengabdi pada negara itu. Karena negara ini masih belum bisa menghargai kerja keras kami guru-guru honor.
Ironisnya lagi negara ini masih mengedepankan istilah D3 (Dulur, Deket, Duit) bagi saya yang hanya rakyat biasa dan tidak memiliki keluarga di suatu tempat yang bagus dan tidak memiliki cukup uang untuk bisa membeli SK hanya terpuruk dengan berharap suatu hari saya dan teman-teman senasib bisa diangkat oleh pemerintah.
Dan Ironis yag kedua, saya menyaksikan sendiri seseorang atau malah beberapa orang yang bisa diangkat menjadi PNS Guru padahal baru lulus SMA sedangkan kriteria pengangkatan guru tersebut harus dari S1, ketika saya protes mereka mengatakan bahwa mereka tidak tahu menahu tentang itu semua.
Saya berharap mungkinkah ada yang berani untk melamar saya untuk menjadi Guru Anak Berkebutuhan Khusus di Negara lain????
Tidak ada komentar:
Posting Komentar