Rabu, 11-Pebruari-2009; 09:23:58 WIB
Hujan-hujanan (1)
Oleh : Prie GS
Hari-hari ketika aku menulis kolom ini, adalah hari yang mulai banyak
mendatangkan rasa sakit di kepalaku. Penyebab pertama yang mudah kuduga
adalah merambatnya usia. Aku pernah ketemu penyair Sutarji Coulzum Bachri
bertahun lalu. Ketika kutanyakan apa kabar kepadanya, jawabannya
mengesankan hatiku. ''Ya jika sudah seumur aku, penyakit mulai datang dari
berbagai penjuru,'' katanya saat itu.
Umur Tarji saat itu, bisa jadi adalah umurku kini. Maka apa yang dia alami
saat itu, layak aku alami di hari ini. Menjadi tua adalah juga kesiapan
menjadi sakit. Walau rasanya aku terlalu mendramatisir umur. Karena
sebetulnya aku masih muda, dalam pengertian, masih layak menjadi sehat
sebetulnya. Karena banyak orang yang lebih tua, bisa lebih sehat dariku.
Apalagi kalau aku melihat film-film kungfu. Semakin putih rambut mereka,
malah semakin bertambah saja kesaktiannya. Jadi menjadi tua dan sehat,
bukanlah soal yang luar biasa.
Maka dugaanku kemudian jatuh pada pola makanku. Sangat sulit untuk tidak
memakan makanan kesukaan. Padahal dari seluruh apa yang kusukai sedikit
sekali yang diakui sehat oleh pakar gizi. Misalnya saja aku sangat menyukai
krupuk. Makan tanpa krupuk bagiku adalah musibah. Padahal aku ngerti cara
bikinnya, cara njemurnya, cara nggorengnya sekaligus mutu minyaknya. Jika
ukurannya akal sehat, makanan ini hampir tak ada gunanya. Tetapi begitulah
krupuk. Ketika dimakan akal sehatku berhenti bekerja. Ia mendatangkan
sensasi karena di mulut ramai sekali.
Tapi inilah delima makan: yang baik di lidah itu malah suka buruk di perut.
Padahal krupuk ini tidak sendiri. Aku juga menyukai sambal dan ikan asin.
Kalapun seluruh lauk di dunia ini tak ada, asal ketiganya tersedia, hidupku
masih mudah bahagia. Seluruh gaya makanku hingga seusia ini, begitu kucari
rujukannya di buku-buku kesehatan, semua hanya berarti bunuh diri. Apalagi
jika aku ikuti gaya diet ala Anthony Robbins. Seluruh kebiasaan makan
rakyat di negaraku telah serupa kejahatan pada diri sendiri. Maka ia harus
dibatalkan. Tapi ini jelas tidak mungin karena ia setara dengan
menggugurkan tradisi. Jadi denga kualiats makan seperti ini, sulit
mengharapakan kesehatan yang baik. Maka pusing di kepalaku yang kerap
datang itu, leher yang mengeras seperti kemasukan batang kayu itu, adalah
soal yang menjadi upah bagi kesalahanku.
Walau ketika aku mengingat nenekku, keraguan mulai mengggoda hatiku. Jika
makanku hari ini sudah berkategori buruk maka gaya makan nenekku saat itu
pasti sudah amat buruk. Setahuku, nenak makan cuma sekenanya karena yang
dimakan sering tidak ada. Nasi dari tepung gaplek itu biasa. Makanan
seburuk itupun ia makan setelah menunggu kenyang semua cucunya. Aku tidak
tahu, kenapa dengan pola makan seperti itu, Nenek jarang sekali sakit.
Ketika hari kematiannya tiba, ia sakit cuma sewajarnya. Cepat dan mudah.
Waktu itu tokoh seperti Ade Rai jelas belum menjadi ahli otot dan pakar
diet seperti sekarang ini. Tetapi nenek seperti telah berhasil menemukan
manajemen kesehatan dengan sistem yang sungguh layak diselidiki. Dugaan
sementaraku, walau buruk makanan, tetetapi jika baik kelakuan, bisa jadi
akan mendatangkan kesehatan. Aku tidak tahu, apakah teori ini layak
dibenarkan.
Soalnya, seluruh sifat nenekku memang mengesankan hatiku. Selama jadi
cucunya, tak pernah sekalipun aku mendengar satu saja kata kasar lepas dari
mulutnya. Saat itu, aku suka sekali menelusup di ketiak jika ingin dimanja.
Bayangkan, tanpa deodoran saya betah di ketiaknya berlama-lama.
Jangan-jangan kebaikan hati seseorang juga akan mentralkan bau ketiaknya.
Kalau ini benar maka sakit kepalaku itu pasti gabungan dari bermacam-macam
kemungkinan: usiaku, buruknya pola makan, sekaligus buruknya kelakuan.
Padahal ini belum semuanya karena ada satu lagi penyebab yang tak boleh
diabaikan yakni: pola pekerjaan. Hidup yang melulu tersita untuk bekerja,
sampai melupakan pola istirahat dan olah raga.
Tegasnya aku memiliki seluruh faktor strategis pengundang sakit. Tapi tentu
rumit sekali jika harus meneliti seluruhnya. Maka aku ingin menyederhanakan
menjadi satu dugaan saja: jangan-jangan sakit di kepalaku ini karena
sekadar kurang istirahat dan terlalu lelah bekerja. Lalu apa hubungannya
dengan hujan-hujanan yang telah aku jadikan judul tulisan? Akan aku
ceritakan pekan depan!
Prie GS
===========================================================================
This email is confidential. If you are not the addressee tell the sender
immediately and destroy this email without using, sending or storing it.
Emails are not secure and may suffer errors, viruses, delay, interception
and amendment. The Trakindo Group of Companies do not accept liability for
damage caused by this email and may monitor email traffic.
Unless expressly stated, any opinions are the sender's and are not approved
by the Tiara Marga Trakindo Group of Companies and this email is not an
offer, solicitation, recommendation or agreement of any kind.
===========================================================================
Tidak ada komentar:
Posting Komentar