Saya sempat bertanya-tanya kenapa kadang hati sangat susah menerima kritik?
Dan juga sempat bertanya-tanya kenapa sebuah komentar negatif begitu mempengaruhi kejiwaan kita, tapi ada juga teman dengan komentar yang sama kok adem ayem saja.
Suatu hari ada seorang teman marah-marah karena di bilang "Kayak Cewek' karena menulis status di FB terlalu melankolis. Saya yakin teman saya ini terlalu sensitif hatinya sehingga timbul emosional tatkala dikritik perilakunya.
Akhirnya saya mencoba googling tentang dunia kritik-mengkritik dan pengaruhnnya. Alhamdulillah ketemu artikel yang sederhana.
- Memberi makna berbeda dari apa yang didengar.
Yang namanya manusia sudah biasa menerima kritik. Tapi ada sebagian orang kadang mengada-adakan alasan ketika ada orang berkomentar terhadap dirinya, inilah yang menyebabkan sakit hatinya. Jadi ingat ketika dulu ada teman marah-marah ketika ada orang yang berbicara dengan "isyarat tangan kesana-kemari", dia beranggapan orang tersebut melecehkan dia, cerewet dan bikin kesal.
Padahal kenyataanya temannya tersebut tidak ada niatan untuk melecehkan dia, karena memang seperti itu karakter dia.
Ada lagi kisah seorang murid yang salah paham dengan nasehat sang Guru. Ketika sang guru memberi nasehat agar jangan bandel, nakal dan gaduh digelas maka tatkala mendengar nasehat si Guru dia nampak kesal, ngedumel di belakang atau bahkan memberi sumpah serapah di belakang kelas dan mengatakan gurunya begini dan begitu.
Itulah mengapa kadang kritik perlu kedewasaan dalam mendengarnya.
Dan juga sempat bertanya-tanya kenapa sebuah komentar negatif begitu mempengaruhi kejiwaan kita, tapi ada juga teman dengan komentar yang sama kok adem ayem saja.
Suatu hari ada seorang teman marah-marah karena di bilang "Kayak Cewek' karena menulis status di FB terlalu melankolis. Saya yakin teman saya ini terlalu sensitif hatinya sehingga timbul emosional tatkala dikritik perilakunya.
Akhirnya saya mencoba googling tentang dunia kritik-mengkritik dan pengaruhnnya. Alhamdulillah ketemu artikel yang sederhana.
- Memberi makna berbeda dari apa yang didengar.
Yang namanya manusia sudah biasa menerima kritik. Tapi ada sebagian orang kadang mengada-adakan alasan ketika ada orang berkomentar terhadap dirinya, inilah yang menyebabkan sakit hatinya. Jadi ingat ketika dulu ada teman marah-marah ketika ada orang yang berbicara dengan "isyarat tangan kesana-kemari", dia beranggapan orang tersebut melecehkan dia, cerewet dan bikin kesal.
Padahal kenyataanya temannya tersebut tidak ada niatan untuk melecehkan dia, karena memang seperti itu karakter dia.
Ada lagi kisah seorang murid yang salah paham dengan nasehat sang Guru. Ketika sang guru memberi nasehat agar jangan bandel, nakal dan gaduh digelas maka tatkala mendengar nasehat si Guru dia nampak kesal, ngedumel di belakang atau bahkan memberi sumpah serapah di belakang kelas dan mengatakan gurunya begini dan begitu.
Itulah mengapa kadang kritik perlu kedewasaan dalam mendengarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar