Asmirandah mengakui bahwa foto berdoa di gereja yang beredar di internet adalah dirinya. Ia juga meminta agar media tidak lagi menyebut bahwa foto tersebut mirip Asmirandah.
"Aku jelaskan di sini, saya akui itu foto saya. Jangan bilang ini mirip Asmirandah. Mana mungkin sih ada 2 orang kembar, terus bersama lagi, kan gak mungkin. Media itu pinter mencermati, apalagi masyarakat udah cukup cerdas," tegasnya saat dijumpai di kantor Komisi Penyiaran Indonesia, Gajah Mada, Jakarta Pusat, Rabu (29/1), dikutip dari kapanlagi.com.
"Saya tidak pernah menyangkal atau membantah keluar dari mulut saya. Saya tidak pernah membantah, boleh dicek. Masalah ini saya benarkan, itu foto saya," tambahnya.
Kendati demikian, Asmirandah tidak mau menegaskan soal perpindahan agama yang dilakukannya. Menurutnya, hal itu sudah masuk ranah privasi yang tidak perlu dipublikasikan. Tapi secara tersirat foto tersebut menegaskan keyakinan Andah yang dipeluknya sekarang.
"Untuk keyakinan saya, itu urusan saya sama Tuhan. Saya mohon dari masyarakat, maupun media untuk lebih bijak menanggapi berita," pungkasnya.
Menanggapi fenomena Asmirandah, Ketua Tim Forum Antisipasi Kegiatan Pemurtadan (FAKTA) Abu Deedat menyatakan bahwa kasus ini adalah salah satu bentuk Kristenisasi.
“Ini adalah strategi nyata dari Kristenisasi lewat perkawinan. Modusnya sang lelaki pura-pura masuk Islam agar bisa menikahi muslimah,” kata Abu Deedat, seperti dikutip Islampos, Kamis (30/1).
Menurutnya, wanita rentan menjadi korban, karena resiko mempertahankan keimanan dalam pernikahan beda agama bagi seorang muslimah adalah diceraikan.
Ketika sudah menikah, pria Kristen yang pura-pura masuk Islam akan kembali ke ajaran Kristennya, sang muslimah akan dihadapkan pada dua pilihan berat, ikut pindah agama bersama suaminya atau diceraikan.
“Berat bagi muslimah yang lemah imannya jika harus menyandang status janda, apalagi kalau sudah mengandung,” jelasnya.
Menurut Abu Deedat, dalam masa-masa awal pernikahan itu, biasanya sang muslimah akan dicuci otaknya dengan doktrin yang menjelek-jelekkan Islam. Terutama menggunakan isu seperti poligami, Islam tidak penyayang, dan mengangkat citra buruk umat muslim lainnya.
Abu Deedat juga berpesan agar masyarakat mewaspadai betul strategi Kristenisasi lewat jalur pernikahan. Kasus seperti ini, menurutnya, sudah banyak terjadi. Abu Deedat berpesan kepada para orangtua agar tidak terlalu mudah percaya jika ada pria non muslim yang bersedia masuk Islam untuk menikahi putrinya.
“Mereka agresif menyebarkan Kristen, dan kepada kaum Muslimah agar dijaga pergaulannya dengan lelaki non muslim, sebab bisa jadi mereka punya motif mengkristenkan anda,” tutupnya.
Seperti diketahui, Keluarga Asmirandah sangat kesal dengan Jonas Rivanno. Mereka merasa tertipu dengan lelaki itu.
Anton Zantman, ayahanda Andah, menilai Vanno telah "menculik" Asmirandah. Selain berbohong mempermainkan agama saat menjadi mualaf, Vanno juga telah membawa Andah berpaling ke agamanya. [AM/bersamadakwah]
"Aku jelaskan di sini, saya akui itu foto saya. Jangan bilang ini mirip Asmirandah. Mana mungkin sih ada 2 orang kembar, terus bersama lagi, kan gak mungkin. Media itu pinter mencermati, apalagi masyarakat udah cukup cerdas," tegasnya saat dijumpai di kantor Komisi Penyiaran Indonesia, Gajah Mada, Jakarta Pusat, Rabu (29/1), dikutip dari kapanlagi.com.
"Saya tidak pernah menyangkal atau membantah keluar dari mulut saya. Saya tidak pernah membantah, boleh dicek. Masalah ini saya benarkan, itu foto saya," tambahnya.
Kendati demikian, Asmirandah tidak mau menegaskan soal perpindahan agama yang dilakukannya. Menurutnya, hal itu sudah masuk ranah privasi yang tidak perlu dipublikasikan. Tapi secara tersirat foto tersebut menegaskan keyakinan Andah yang dipeluknya sekarang.
"Untuk keyakinan saya, itu urusan saya sama Tuhan. Saya mohon dari masyarakat, maupun media untuk lebih bijak menanggapi berita," pungkasnya.
Menanggapi fenomena Asmirandah, Ketua Tim Forum Antisipasi Kegiatan Pemurtadan (FAKTA) Abu Deedat menyatakan bahwa kasus ini adalah salah satu bentuk Kristenisasi.
“Ini adalah strategi nyata dari Kristenisasi lewat perkawinan. Modusnya sang lelaki pura-pura masuk Islam agar bisa menikahi muslimah,” kata Abu Deedat, seperti dikutip Islampos, Kamis (30/1).
Menurutnya, wanita rentan menjadi korban, karena resiko mempertahankan keimanan dalam pernikahan beda agama bagi seorang muslimah adalah diceraikan.
Ketika sudah menikah, pria Kristen yang pura-pura masuk Islam akan kembali ke ajaran Kristennya, sang muslimah akan dihadapkan pada dua pilihan berat, ikut pindah agama bersama suaminya atau diceraikan.
“Berat bagi muslimah yang lemah imannya jika harus menyandang status janda, apalagi kalau sudah mengandung,” jelasnya.
Menurut Abu Deedat, dalam masa-masa awal pernikahan itu, biasanya sang muslimah akan dicuci otaknya dengan doktrin yang menjelek-jelekkan Islam. Terutama menggunakan isu seperti poligami, Islam tidak penyayang, dan mengangkat citra buruk umat muslim lainnya.
Abu Deedat juga berpesan agar masyarakat mewaspadai betul strategi Kristenisasi lewat jalur pernikahan. Kasus seperti ini, menurutnya, sudah banyak terjadi. Abu Deedat berpesan kepada para orangtua agar tidak terlalu mudah percaya jika ada pria non muslim yang bersedia masuk Islam untuk menikahi putrinya.
“Mereka agresif menyebarkan Kristen, dan kepada kaum Muslimah agar dijaga pergaulannya dengan lelaki non muslim, sebab bisa jadi mereka punya motif mengkristenkan anda,” tutupnya.
Seperti diketahui, Keluarga Asmirandah sangat kesal dengan Jonas Rivanno. Mereka merasa tertipu dengan lelaki itu.
Anton Zantman, ayahanda Andah, menilai Vanno telah "menculik" Asmirandah. Selain berbohong mempermainkan agama saat menjadi mualaf, Vanno juga telah membawa Andah berpaling ke agamanya. [AM/bersamadakwah]
Sumber : http://www.bersamadakwah.com/2014/01/asmirandah-akui-foto-berdoa-di-gereja.html?m=1
Tidak ada komentar:
Posting Komentar