Senin, 27 Januari 2014

AS Izinkan Tentara Muslim Bersorban dan Panjangkan Janggut

Wajah-wajah baru Perwira Militer AS - inet (Foto: viva.co.id)
Wajah-wajah baru Perwira Militer AS – inet (Foto: viva.co.id)
dakwatuna.com – New York. Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS), Pentagon, mengizinkan personel angkatan bersenjata negeri Paman Sam itu untuk mengenakan atribut yang melekat dengan kepercayaan dalam beragama seperti sorban, kupluk, janggut maupun tato.

Kebijakan baru yang diterapkan mulai Rabu (22/1) itu berlaku untuk semua agama yang dianut para anggota militer AS.

Menurut laman BBC, dengan regulasi baru itu maka tentara, marinir, pelaut dan penerbang yang beragama Islam, Sikh, Yahudi dan Wicca dimungkinkan meminta pengecualian terhadap kewajiban memakai seragam militer yang ketat dan kebijakan perawatan diri. Namun, permohonan itu akan dievaluasi secara individual dan bisa ditolak jika atributnya dianggap menghambat gerak anggota militer dalam mempersiapkan diri.
“Suksesnya pelaksanaan misi, kohesi unit, ketertiban dan kedisiplinan akan dievaluasi berpengaruh atau tidak dalam pekerjaannya,” kata Letnan Komandan Nate Christensen.

Lebih jauh dikatakan, permohonan untuk memanjangkan janggut dan pakaian khusus lainnya dapat ditolak jika dinilai berpotensi membahayakan prosedur keamanan operasional maupun persenjataan militer seperti helm atau masker pelindung.

Menurut statistik yang dilansir NBC News, di militer AS saat ini terdapat hampir 3.700 pasukan yang beragama Islam dan 1.500 Wicca.  Namun, masih belum jelas jumlah pasukan yang akan mengajukan permohonan dispensasi. “Kami tidak tahu berapa banyak permintaan yang akan muncul,” sambungnya.
Amardeep Singh, salah satu pendiri kelompok advokasi Sikh Coalition menggambarkan kebijakan baru Pentagon itu sebagai langkah maju. Pihaknya sendiri mewakili ketidakpastian bagi kaum Sikh Amerika, yang para prianya diharuskan memakai turban, janggut dan rambut panjang.

“Benar-benar kemajuan jika militer menyatakan komitmen untuk melindungi kebebasan beragama. Namun, jelas bahwa perjalanan kita untuk sampai ke sana masih panjang,” tegasnya. (jpnn/sbb/dakwatuna)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar