Mengabaikan aturan Tuhan dan jarang berkomunikasi dengan-Nya menghasilkan hidup yang penuh “compang-camping”: sebagian bahagia dengan materi / keduniaan, namun tidak pernah bahagia dalam arti sesungguhnya; sebagian yang lain terus dirundung kesulitan, tanpa pernah mendapatkan pencerahan. Batin manusia selalu gelisah dan khwatir terhadap rezeki, jabatan, harta, anak-istri, dan pernik-pernik duniawi lainnya. Setiap saat hidup merasa tidak pernah cukup, takut tidak pernah kebagiaan, sehingga menjadi serakah, korupsi disana-sini, menipulasi, merugikan rakyat, menyiksa kawan, stress, dan lainnya. Seakan-akan semua materi, ketenaran, dan kekuasaan itu akan dibawah mati.
Kuncinya kesadaran diri (self consicueness) dalam melakukan setiap tidakan. Tanpa kesadaran diri, manusia berjalan dirimba kehidupan tanpa arah dan kendali. Hawa nafsu yang merajalela akan membuat kesadaran diri terkalahkan secara mutlak. Ibarat orang mabuk minuman, apa saja yang tidak mungkin dilakukan saat sadar akan mampu mereka lakukan dengan mudah. Maka mengontrol kesadaran diri sepanjang hidup adalah bagian terberat dari perjuangan hidup. Kesadaran diri akan terus terjaga bilamana akal-budi selalu bersih dan seimbang. Sebab, kesadaran diri merupakan hasil dari olah akal (otak sadara dan otak bawah sadar) dan budi sekaligus-secara seimbang. Akal-budilah yang menghasilakan kesadaran diri hakiki.
Kesadaran diri adalah pembeda utama antara orang yangmemiliki spiritualisme tinnggi dengan yang tidak. Orang –orang yang memilki kesadaran diri yang tinggi akan selalu berfikir beberapa kali dalam merespons setiap situasi, menagmbil waktu sejanak untuk memahami apa yang tersembunyi maupun yang nyata sebelum menunjukkan respons awal. Ia selalu bertindak penuh perhitungan , pertimbangan dan hati-hati. Bagaiman kita menginterpretasikan sebuah situasi akan menentukan bagaimana kita bereaksi terhadapnya.
(Transcedental Quotient Hlm 46 karangan Syahmuharis)
Ketika seseorang memiliki kesadaran diri yang tinggi, dia dapat membedakan antara haq dan batil. Ketika dia melakukan sebuah kesalahan, dia akan cepat merespons dan tersadar akan perbuatan yang dia lakukan, sehinnga dia tidak terjerumus jauh lebih dalam dari kesalahan yang dia lakukan. Sebaliknya orang yang kesadaran dirinya rendah, dia akan selalu masa bodoh dari kesalahan yang dia perbuat, sehinngga dia akan terus terjerumus kedalam kemaksiatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar