Kamis, 17 Juni 2010

Pandangan Islam Tentang Sepak Bola


Hamper semua orang di berbagai belahan dunia mengenal sepak bola, olah  raga yang paling digemari olah banyak orang. Saat ini, perhelatan sepak bola akbar yaitu piala dunia telah berlangsung dan hampir terdengar di seluruh pelosok negeri yang saat ini di gelar di afrika selatan.

Piala dunia merupakan perhelatan sepak bola terbesar di dunia, maka tidak heran jika banyak orang yang senang ataupun kurang senang dengan sepak bola sangat antusias ketika perhelatan empat tahunan ini sedang ber langsung. Maka tidak heran pula jika berbagai media cetak seperti surat kabar setiap hari meliput piala dunia ketika sedang berlangsung, bahkan halaman depan beberapa Koran bergambarkan piala dunia.


Namun bagaimana pandangan Islam tentang sepak bola? Berikut beberapa pendapat ulama meneganai sepak bola. Dalam kitab Musytaq fi Hukmil Lahwi wal La’bi was Sibaq di sebutkan, “Para ulama syafiah teglah mengisyaratkan diperbolehkannya bermain sepak bola, jika dilakukan tanpa teruhan (judi). Dan, mereka mengharamkannya jika pertandingan sepak bola di lakukan dengan taruhan. Dengan demikian, hokum bermain sepak bola dan yang serupa dengannya adalah boleh, jika dilakukan tanpa taruhan (judi). 

As-Sayyid Ali Al-Maliki dalam kitabnya Buluqhal Uminiah halaman 224 menjelaskan, “dalam pandanagn syariat, hokum bermain sepak bola secara umum adalah boleh dengan dua syarat. Pertama, sepak bola harus bersih dari unsure judi. Kedua, permainan sepak bola diniatkan sebagai latihan ketahanan fisik dan daya tahan tubuh sehingga si pemain dapat melaksanan perintah sang Khalik yaitu beribadah kepada-NYa dengan baik dan sempurna.

Syekh Abu Bakar Al-Jaizairi dalam karyanya Minhajul Muslimin hal 315 berkata, “Bermain sepak bola boleh dilakukan dengan syarat meniatkannya untuk daya tahan tubuh, tidak membuka aurat (bagian paha dan lainnya), serta si pemain tidak menjadikan permainan tersebut dengan alas an menunda shalat. Selain itu, permainan tersebut harus bersih dari gaya hidup gelamor yang berlebihan, perkataan buruk dan ucapan sia-sia, seperti celaan, cacian dan sebagainya.”

Terkadang dalam permainan sepak bola memang terdapat pertengkaran antara pemain bahkan sampai menegluarfkan kata-kata kasar dan berujung dengan perkelahian. Islam tidak mengajarkan hal yang seperti itu dan bahkan Islam sangat mencelah jika ada seseorang bermusuhan dengan orang lain hanya karena bermain bola dengan hal yang sepeleh.

Sepak bola sebagai sarana untuk menyehatkan tubuh, merefresikan fikiran yang jenuh setelah seharian bekerja atau belajar. Sepak bola juga dapat mengarapkan antara pemain sepak bola walau berbeda bangsa, suku dan bahkan agama. Satu contoh, Zidane adalah pesepak bola Muslim yang terpilih sebagai pemain terbaik pada piala dunia 2006. Dia akrab dengan sesame pemain sepak bola, baik di Negara maupun di clubnya dulu yaitu Juventus dan Real Madrid. Messi merupakan pemain Asal Argentina yang bermain di eropa, dia memiliki sahabat-sahabat dekat di clubnya yaitu Barcelona, walaupun berbeda bangsa dan suku dan masih banyak contoh lainnya.

Kemuadian, bagaimana hokum menyaksiakan pertandingan sepak bola? Berkaca pada kebolehan bermain sepak bolaitu, menonton atau menyaksikannya juga dibolehkan, tentu dengan syarat-syarat syariat Islam. Seperti, menyaksikan pertandingan tersebut bersih dari taruhan atau judi tidak membuka aurat, tidak iktilat (campur-baur antara laki-laki dan perempuan), tidak diiringi dengan minuman keras dan tidak melanggar norma-norma agama lainnya.

Dengan demikian, jelasalah hokum dari pemainan sepak bola itu. Hala ini menunjuk bahwa agama Islam telah mengatur segala bentuk kehidupan manusia, termasuk dalam hal olah raga.
Allah SWT berfirman, “"Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Kucukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Kuridhai jadi agama bagimu..."(QS. 5:3)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar