Rabu, 31 Oktober 2012

PERJALANAN HIDUP



Aku tidak pernah menyangka bahwa ini semua akan menjadi perjalanan hidup ku, aku seorang suami dengan dua orang anak, putra pertama ku sudah lulus kuliah dan sekarang bekerja di perusahaan besar, anak kedua ku seorang putri masih duduk dibangku kuliah, keluarga ku terbilang berkecukupan. Karir istri ku semakin baik saat ini dia menduduki jabatan yang strategis di instansi pemerintah dan begitu juga dengan ku, aku pun menduduki jabatan yang strategis di Instansi pemerintah walau beda tempat.
Istri ku cantik, seksi dan pintar, bisa merawat ku sebagai suami juga anak-anak kami, tak ada yang mengecewakan dari istri ku dan aku pun sangat mencintai dan meyayanginya. Aku takut bila harus kehilangan dia, begitupun istri ku.
Aku termasuk suami yang penuh perhatian dan aku pun banyak yang menyukai karena aku supel dan pandai menempatkan diri. Banyak yang memuji dengan prestasi ku karena antara karir dan rumah tangga ku dapat menselaraskannya.
Tapi dibalik itu semua banyak kebohongan yang aku simpan pada istri, anak-anak, keluarga bahkan masyarakat di lingkungan ku maupun di lingkungan kerja ku.
Pada awal tahun 2004 aku ditempatkan pada lokasi pekerjaan yang cukup bagus. Tempat yang semakin baik untuk mengawali suatu karir. Di tempat baru ini aku bertemu dengan rekan kerja ku, seorang wanita yang manis, dengan tubuh yang proporsional serta ramah. Awal pertemuan kami biasa saja tapi makin hari kami semakin akrab. Keakraban kami hanya sebatas teman tidak lebih. Kadang kami diskusi permasalahan yang ada di kantor kami, dia banyak merespon karena diapun termasuk wanita yang cerdas. Semakin lama keakraban kami semakin serius dan mulailah kami saling bercerita masing-masing tentang diri kami dan kadang kami pergi bersama untuk sekedar menghilangkan penat.
Suatu hari kami pergi bersama untuk suatu kegiatan yang jaraknya cukup jauh dari lokasi rumah kami. Tugas itu diberikan oleh kantor pusat untuk melihat kinerja rekan-rekan kami di tempat lain dan tentunya mengharuskan kami berdua untuk menginap.
Entah bagaimana, akhirnya kami menginap dalam satu hotel dan satu kamar berdua dan dia tidak menolak sedikitpun. Kami masuk ke dalam kamar tanpa rasa risi sedikitpun tapi perasaanku sebenarnya agak was-was, kira-kira apa yang akan kami lakukan di dalam nanti?
Hasrat itu datang begitu saja tanpa ada komando dari siapapun, akhirnya kami berdua berpelukan, bibir kami saling terpagut dengan eratnya tanpa ada lagi rasa kecemasan  dalam diriku maupun dia. Sampai akhirnya kami melakukan hubungan badan, kenikmatanpun kami renggut dengan segala kenikmatan tiada terkira karena ternyata dia sangat membutuhkan itu semua.
Malam itu kami benar-benar menikmati kebersamaan, entah berapa kali kami melakukannya aku sendiri tidak dapat menghitungnya karena bila aku melakukan dengan istriku aku hanya bisa satu kali saja sedangkan dengan dia kekuatanku melebihi dari yang aku sadari.
Selesai kami melakukan hubungan yang pertama kalinya buat kami berdua, dia mengatakan bahwa amat sangat puas dengan hubungan seks yang kami lakukan, dia bilang aku pandai memuaskan nafsunya.
Tanpa terasa hubungan yang kami jalani sudah menginjak tahun kedua, dan kami tetap melakukan rutinitas itu antara seminggu dua kali, seminggu sekali, sebulan dua kali atau kadang bila aku sedang banyak pekerjaan hanya satu bulan sekali, jadwal yang tidak pasti memang tapi kami sungguh menikmatinya.
Tahun kedua dalam hubungan kami tak ada perubahan, kami masih melakukan hal yang sama kadang di hotel, kadang di penginapan dan di kantor kami pun pernah melakukannya, disaat itu teman-teman yang lain sudah pulang semuanya dan kami berdua sedang menyelesaikan laporan yang harus segera kami serahkan esok hari. Padahal belum lama kami melakukannya di sebuah hotel tetapi entah mengapa saat kami berdua sedang menyusun laporan kami saling bersentuhan dan awal mulanya saling meremas bagian vital kami akhirnya kami pun melakukannya di kantor. Tapi itu benar-benar pertama dan terakhir buat kami, karena sejak saat itu kami tidak akan melakukan hubungan itu di kantor selain kurang aman khawatir ada yang melihat perbuatan kami.
Setelah perjalanan hubungan terlarang kami berjalan cukup lama aku baru tahu bahwa menurut pengakuan dia suaminya sudah lama tidak dapat melakukan hubungan suami istri kalaupun bisa melakukan hubungan suami istri harus ada ritual-ritual yang harus dia patuhi, pertama saat berhubungan tidak boleh bersuara atau harus diam, kedua tidak boleh pegang-pengang alat vital masing-masing, tidak boleh melakukan gerakan-gerakan. Kejenuhan itu sudah berlangsung cukup lama sehingga saat dia dengan ku semuanya sangat berbeda, kenikmatan yang selama ini dia tidak dapat, dia dapatkan dari ku. Tapi jujur saja aku pun begitu, rasanya saat melakukan hubungan badan dengn dia terasa sangat berbeda bila dibandingkan dengan istri sendiri.
Akhirnya istri ku mengendus hubungan kami, istri dan anak-anak ku marah besar. Tapi aku  bisa meyakinkan mereka bahwa aku dan dia hanya sebatas teman kerja dengan segala kesungguhanku aku mencoba untuk memperkenalkan dia dan suaminya pada keluargaku, akhirnya mereka bisa menerima semua alibiku.
Sampai saat ini hubungan kami sudah berjalan delapan tahun lebih tapi tetap belum ada yang mengetahuinya, keluarga dia maupun keluargaku. Dan ironisnya setelah aku kenalkan dia pada keluarga ku hubungan kami justru hubungan keluarga besar dan keluarga kami seperti memiliki keluarga baru yang membuat kami saling menyatu.
Akhir-akhir ini aku mulai jenuh dengan hubungan kami berdua karena aku semakin melihat istriku begitu meyayangiku juga dia sangat perhatian terhadap dia, saat kami ada keperluan apapun istri ku maupun dia saling membantu. Ini membuatku semakin merasa bersalah pada istri dan anak-anak ku. Pernah ku utarakan pada dia bahwa aku ingin mengakhiri hubungan terlarang ini tapi setelah ku utarakan semua, dia malah berbalik akan melaporkan pada istri dan keluarga besar kami. Dia tidak peduli akan semuanya kalau hancur hubungan kami lebih baik dia hancurkan semuanya.
Pertengkaran-pertengkaran sering terjadi karena keinginan ku mengakhiri hubungan terlarang kami tapi entah mengapa justru dengan pertengkaran-pertengkaran itu membuat hubungan intim kami kembali semakin memanas. Setelah kami bertengkar mempermasalahkan hubungan yang terlarang yang ingin ku akhiri dan ancaman-ancaman yang dia utarakan bila aku mengakhirinya setelah itu kami melakukan dan melakukan hubungan intim kami dengan sangat memuaskan.
Jujur aku ingin mengakhirinya, malam ini aku menangis mengingat semua dosa-dosa yang aku lakukan dengan dia tapi setiap ingin aku mengakhiri setiap itu pula ancaman-ancaman itu datang dan kami kembali melakukannya. Aku menangis pada temanku yang menulis ceritaku ini, aku berharap dengan aku bercerita pada temanku ini semua bebanku bisa terbagi walaupun sampai saat ini aku belum bisa meninggalkannya karena rasa takut ku akan semua ancamannya.
Sering teman ku ini menyarankan aku untuk bertindak tegas terhadap hubungan kami, aku berani berbuat berarti aku harus berani untuk menanggung resikonya. Tapi aku belum bisa melakukannya walaupun temanku mengatakan bahwa aku laki-laki lemah dan pengecut.
Teman ku pun mengatakan bila ada kemauan pasti ada jalan, karena setiap masalah pasti ada jalan keluarnya. Dan temanku pun mengatakan ; aku tak pernah mau berhenti dengan dia kalau memang mau mengakhiri semuanya, Lakukan! Hanya itu kata temanku.
Entah sampai kapan hubungan ini bisa aku akhiri, aku pun tidak tahu. Saat aku ingin bercerita pada Tuhan, aku pun malu datang padanya karena dosa yang terlalu banyak aku rasakan.
Masihkah Tuhan mau memaafkan atas semua dosa-dosa yang ku perbuat?
Adakah saran untukku agar dapat mengakhiri ini semuanya?

Catatan Penulis :
Tulisan ini dibuat atas keinginan seorang teman dengan curhatan atau pun cerita yang dia uraikan pada ku. Terima kasih teman sudah mau berbagi cerita dengan ku dan mempercayai aku untuk menulisnya dan mempercayai aku untuk merahasiakanmu. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar