Setiap tahun, menurut badan kesehatan dunia Word Healt Organisation (WHO), terdapat 20 juta orang melakukan aborsi. Di wilayah asia tenggara, WHO memperkirakan 4,2 juta orang melakukan praktek aborsi setaip tahunnya. Sebanyak 750.000 sampai 1,5 juta terjadi di Indonesia. Berlatang rasa takut, malu, dan memburu kesenangan diri, manusia rela mencampakkan martabatnya dengan perilaku binatang. Beberapa gambaran kebejakan prakrik aborsi pada kehamilan:
Pada kehamilan (1 sampai 3 bulan)
Pada tahap ini, janin baru berusia sekitar beberapa minggu, bagian-bagian tubuhnya mulai terbentuk. Aborsi dilakukan dengancara menusuk anak tersebut kemudian bagian-bagian tubuhnya dipotong-poton dengan menggunakan semacaam tang khusus untuk aborsi (cuna abotus). Tulang-tulangnya diremukkan dan seluruh bagian tubuhnya di sobek-sobek menjadi bagian kecil agar mudah dikeluarkan dari kandungan.
Pada kehamilan (3 sampai 6 bulan)
Pada tahap ini, bayi sudah semakin besar dan bagian tubunya sudah terlihat jedlas. Jantungnay sudah berdedtak, tangannya sudah bias mengenggam. Tubuhnya sudah bias merasakan sakit, karena jaringan sarafnya sudah terbentuk degan baik. Aborsi dilakukan dengan terlebih dahulu membunuh bayi ini sebelum dikeluarkan. Pertama, diberikan suntikan maut (salinea) yang langsung dimasukkan kedalam ketukan bayi. Cairan ini akan membakar kulit bayi tersebut secara perlahan-lahan, menyesakkan pernafasannya dan akhirnya-setelah menderita berjam-jam sampai atu hari akhirnya meninggal.
Pada kehamilan (6 sampai 9 bulan)
Pada tahap ini, bayi sudah sangat jelas terbentuk, wajahnya sudah kelihatan, termasuk mata, hidung, bibir, dan telinga yang mungil. Jari-jarinya juga sudah menjadi lebih jelas dan otaknya sudah berfungsi baik.
Untuk kasus seperti ini, proses aborsi dilakukan dengan cara mengeluarkan bayi tersebut hidup-hidup,kemudian dibunuh.
Betapa biadapanya, Allah SWT menegaskan, “Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut kemiskinan kamilah yang akan memberi rezeki kepada mereka dan juga kamu. Sungguh membunuh mereka adalah dosa yang besar.” (Al-isro’ 17: 31)
Wajar jika Allah menjuluki mereka sebagai bukan manusia. “Meraka itu tidak lain, hanyalah seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat jalannya (dari pada binatang ternak tersebut).” (Al-furqon 25:44)
Itulah beberapa kekejaman dari praktek aborsi, membunuh bayi yang tak bedosa. Bukankah janin itu sudah termasuk manusai, mereka sudah bisa merasakan sakit ketika berada dalam kandungan. Betapa besar dosa akibat membunuh manusaia yang tidak berdosa, jika seorang hamil akibat perbuatnnya, dia harus bertanggung jawab atas perbuatannya itu, kenapa harus janin atau bayi yang tidak berdosa harus menjadi korban.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar