Kalau ingat kejadian ini aku pasti senyum-senyum sendiri, karena emang kejadiannya diluar kendali. Ini pengalaman waktu aku sedang wawancara kerja di perusahan Bonafit di kota Surabaya.
Pada waktu itu aku sedang terkena PHK dari sebuah percetakan, agar bertahan hidup di kota pahlawan ini aku harus mencari batu loncatan untuk mendapatkan kerja. Udah hampir sebulan lebih pontang-panting kesana kemari, membawa map berisi CV lamaran kerja.
Beruntung kostku deket dengan daerah industri SIR, jadi setiap hari ketemu para pelamar kerja yang tiap hari muter-muter di kawasan itu, setiap pabrik disodorin lamaran, titip ke satpam.
Entah berapa ratus lamaran yang aku sebar dan aku tenteng untuk pabrik-pabrik itu, semuanya ga ada respon sama sekali, tidak ada panggilan kerja. "Gila, semua tempat yang aku kasih surat lamaran kerja tidak ada satupun yang memanggil kerja" pikirku putus asa. Percuma sebar-sebar photo gantengku dibawah ini
Paling mentok dibuang di tempat sampah, hehehe..
Yah, belum beruntung ternyata, sudah 2 bulan di surabaya kantong mulai modol-modol. Tidak ada cara lain kecuali harus kabur dan kembali ke desa.
Pulang ke Kediri bertepatan musim tanam kacang. Demi kenyamanan dan ke-entengan otak akhinya aku plontos (cukur gundul)...bah-bah no kata orang aku lagi stress. Coba gan bayangkan poto diatas jika dalam keadaan plontos hahaha?
Dua hari dirumah, tiba-tiba ada telpon masuk dari surabaya. Temanku bilang aku dapat panggilan dari PT. X (pabrik terkenal dengan gaji lumayan) di surabaya, dan harus datang pada hari H untuk wawancara.
Busyet dah garuk-garuk kepala... udah terlanjur plontos dapat panggilan, enggak pe de tenan.
Tapi demi mendapatkan kerja, akhirnya aku lansung menuju surabaya, untungnya jarak dari kotaku ke surabaya cuma menempuh 3-4 jam perjalanan naik bis.
Singkat cerita aku sudah sampai di PT. X, ternyata sudah ada beberapa orang yang menunggu di depan kantor personalia. Menurut infomasi ratusan lebih yang melamar di perusahaan ini dan hanya beberapa orang yang lulus seleksi, termasuk aku.
Harap-harap cemas kawan...
Kini giliran namaku dipanggil.
Tahap pertama interview berlangsung normal, aku ditanya nama, keluarga, pendidikan, pengalaman kerja, gaji, harapan ke perusahaan dan lain-lain.
Tiba-tiba aku dikejutkan oleh pertanyaan Ibu HRD tesebut,
+ "Mas, sudah berapa kali melamar kerja?"
- "Ehm, banyak bu, g kehitung" jawabku.
+ "Ohya, aktivitas sekarang apa sebelum datang melamar ke perusahaan kami?"
- "Yah, sudah muter-muter g dapat kerja saya pulang ke kampung bu"
+ "Dikampung ngapain?"
- " Bantu orang tua ke sawah, nandur kacang bu"
+ Ohya, mas pernah berurusan dengan polisi? (Ibu HRD nya sampil melirik kepala plontosku)
Ditanya itu aku langsung bingung kawan, nih HRD sepertinya curiga ma ane nih (batinku), karena lama diem akhirnya aku menjawab seketika.
- "Belum Pernah bu!" Eh salah, pernah bu" (asli gelagepan ane)
Tampak muka sang ibu HRD kaget setengan modiarr mendengar jawabanku.
+ "Pernah berurusan dengan polisi ya??!!! dalam kasus apa mas?" (tampak mimik lebih serius)
- "Anu bu.... saya berurusan dengan polisi ketika mengurus SIM dan mengurus SKCK untuk melamar pekerjaan ke pabrik ini"
+ Ohhh (sambil gedek-gedek kecil)
+ "Baik mas, wawancaranya sekian dulu. Nanti tunggu kabar dari kami apakah mas masuk dalam kualifikasi menjadi bagian dari kami. Untuk pengumumannya mas silahkan menelpon pada nomer ini besok lusa." (ibu hrd itu sambil memberi secarik kertas berisi nomer telepon)
- Baik bu, terima kasih.
Tuntas sudah wawancara kerjanya, aku langsung nylonong keluar kantor. Yang enggak habis pikir kenapa aku menjawab pertanyaannya kok ngelantur gitu. Alamat enggak diterima nih... pikirku waktu itu.
Benar dugaanku, besok lusanya aku telpon personalianya ternyata aku di tolak menjadi karyawan di PT. X.
hehehe senang sekali, akhirnya aku bisa meneruskan dan membantu orang tuaku nandur kacang dan cithak bhoto.
Pada waktu itu aku sedang terkena PHK dari sebuah percetakan, agar bertahan hidup di kota pahlawan ini aku harus mencari batu loncatan untuk mendapatkan kerja. Udah hampir sebulan lebih pontang-panting kesana kemari, membawa map berisi CV lamaran kerja.
Beruntung kostku deket dengan daerah industri SIR, jadi setiap hari ketemu para pelamar kerja yang tiap hari muter-muter di kawasan itu, setiap pabrik disodorin lamaran, titip ke satpam.
Entah berapa ratus lamaran yang aku sebar dan aku tenteng untuk pabrik-pabrik itu, semuanya ga ada respon sama sekali, tidak ada panggilan kerja. "Gila, semua tempat yang aku kasih surat lamaran kerja tidak ada satupun yang memanggil kerja" pikirku putus asa. Percuma sebar-sebar photo gantengku dibawah ini
Ganteng ra keturutan |
Yah, belum beruntung ternyata, sudah 2 bulan di surabaya kantong mulai modol-modol. Tidak ada cara lain kecuali harus kabur dan kembali ke desa.
Pulang ke Kediri bertepatan musim tanam kacang. Demi kenyamanan dan ke-entengan otak akhinya aku plontos (cukur gundul)...bah-bah no kata orang aku lagi stress. Coba gan bayangkan poto diatas jika dalam keadaan plontos hahaha?
Dua hari dirumah, tiba-tiba ada telpon masuk dari surabaya. Temanku bilang aku dapat panggilan dari PT. X (pabrik terkenal dengan gaji lumayan) di surabaya, dan harus datang pada hari H untuk wawancara.
Busyet dah garuk-garuk kepala... udah terlanjur plontos dapat panggilan, enggak pe de tenan.
Tapi demi mendapatkan kerja, akhirnya aku lansung menuju surabaya, untungnya jarak dari kotaku ke surabaya cuma menempuh 3-4 jam perjalanan naik bis.
Singkat cerita aku sudah sampai di PT. X, ternyata sudah ada beberapa orang yang menunggu di depan kantor personalia. Menurut infomasi ratusan lebih yang melamar di perusahaan ini dan hanya beberapa orang yang lulus seleksi, termasuk aku.
Harap-harap cemas kawan...
Kini giliran namaku dipanggil.
Tahap pertama interview berlangsung normal, aku ditanya nama, keluarga, pendidikan, pengalaman kerja, gaji, harapan ke perusahaan dan lain-lain.
Tiba-tiba aku dikejutkan oleh pertanyaan Ibu HRD tesebut,
+ "Mas, sudah berapa kali melamar kerja?"
- "Ehm, banyak bu, g kehitung" jawabku.
+ "Ohya, aktivitas sekarang apa sebelum datang melamar ke perusahaan kami?"
- "Yah, sudah muter-muter g dapat kerja saya pulang ke kampung bu"
+ "Dikampung ngapain?"
- " Bantu orang tua ke sawah, nandur kacang bu"
+ Ohya, mas pernah berurusan dengan polisi? (Ibu HRD nya sampil melirik kepala plontosku)
Ditanya itu aku langsung bingung kawan, nih HRD sepertinya curiga ma ane nih (batinku), karena lama diem akhirnya aku menjawab seketika.
- "Belum Pernah bu!" Eh salah, pernah bu" (asli gelagepan ane)
Tampak muka sang ibu HRD kaget setengan modiarr mendengar jawabanku.
+ "Pernah berurusan dengan polisi ya??!!! dalam kasus apa mas?" (tampak mimik lebih serius)
- "Anu bu.... saya berurusan dengan polisi ketika mengurus SIM dan mengurus SKCK untuk melamar pekerjaan ke pabrik ini"
+ Ohhh (sambil gedek-gedek kecil)
+ "Baik mas, wawancaranya sekian dulu. Nanti tunggu kabar dari kami apakah mas masuk dalam kualifikasi menjadi bagian dari kami. Untuk pengumumannya mas silahkan menelpon pada nomer ini besok lusa." (ibu hrd itu sambil memberi secarik kertas berisi nomer telepon)
- Baik bu, terima kasih.
Tuntas sudah wawancara kerjanya, aku langsung nylonong keluar kantor. Yang enggak habis pikir kenapa aku menjawab pertanyaannya kok ngelantur gitu. Alamat enggak diterima nih... pikirku waktu itu.
Benar dugaanku, besok lusanya aku telpon personalianya ternyata aku di tolak menjadi karyawan di PT. X.
hehehe senang sekali, akhirnya aku bisa meneruskan dan membantu orang tuaku nandur kacang dan cithak bhoto.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar