Rabu, 19 Februari 2014

Dari Apakah Allah Menciptakan Bidadari?

Surga Kenikmatan Yang Kekal; Berita Akhirat; Mahir Ahmad Ash-Shufiy

Allah menciptakan manusia dari tanah, jin dari api dan malaikat dari cahaya, lalu dari apakah bidadari diciptakan?

Firman Allah: “Kami menciptakan mereka (bidadari-bidadari itu) secara langsung, lalu Kami jadikan mereka perawan-perawan, yang penuh cinta (dan) sebaya umurnya, untuk golongan kanan.” (al-Waqi’ah: 35-38)

Mereka tidak beranak (melahirkan) tidak pula bertambah banyak. Bagaimana semua itu bisa terjadi? Allah telah memberi isyarat dalam al-Qur’an: “Mereka sebelumnya tidak pernah disentuh oleh manusia maupun oleh jin.” (ar-Rahmaan: 74)
Kehamilan dan kelahiran (pada umumnya) tidak akan terjadi, kecuali melalui proses hubungan seksual. Allah menyucikan para bidadari dari semua itu (dari sunnatullah yang berlaku pada manusia). Penciptaan yang secara langsung merupakan derajat dan kedudukan yang agung baginya. Bidadari itu diciptakan sebagaimana adanya. Artinya, ia langsung tercipta dengan kecantikan, pakaian, dan perhiasan yang menghiasi pakaiannya. Pakaian itu sangat kuat dan halus, terbuat dari tenunan sutra hijau yang mengilat. Allah menghimpun para bidadari dengan penciptaan yang baik, akhlak yang mulia, dan pakaian yang bagus. Mereka menghirup harumnya surga yang semerbak, makan buah-buahan surga yang dekat, dan minum air surga yang tawar. Wajahnya tampak berseri-seri, itulah kenikmatan yang diciptakan Allah.

Firman Allah: “Kamu dapat mengetahui dari wajah mereka kesenangan hidup yang penuh kenikmatan.” (al-Muthaffifiin: 24)

Dengan susunan tubuh kita yang bersifat duniawi seperti sekarang ini, kita tidak mungkin bisa melihat mereka sebab mata manusia di dunia memiliki keterbatasan-keterbatasan. Pandangan mata manusia di dunia tidak mungkin dapat melewati batas-batas dunia dengan segala isinya. Sedangkan segala sesuatu yang ada dalam pengetahuan dan kegaiban Allah, kita tidak mungkin mampu melihatnya, kecuali ketika Allah telah menciptakan kita kembali pada hari kiamat nanti dengan ciptaan yang lain.

firman Allah: “Dan membangkitkan kamu kelak (di akhirat) dalam keadaan yang tidak kamu ketahui. Dan sungguh, kamu telah tahu penciptaan yang pertama, mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?” (al-Waqi’ah: 61-62)

kelak penglihatan kita memiliki kemampuan untuk melihat apa yang selam ini disembunyikan oleh Allah swt. firman Allah: “Sungguh, kamu dahulu lalai tentang (peristiwa) ini maka Kami singkapkan tutup (yang menutupi) matamu sehingga penglihatanmu pada hari ini sangat tajam.” (Qaaf: 22)
dari ayat ini kita dapat memahami bahwa sesungguhnya tabir penutup sengaja diciptakan Allah pada mata kita di dunia sehingga penglihatan kita memiliki keterbatasan. Allah tidak memberikan kekuatan untuk penggunaan yang bersifat dunia, sementara di akhirat Allah menyingkirkan tabir tersebut dan menyusun kembali mata kita dengan desain yang lain.

Di akhirat, terdapat mata dengan susunan atau desain yang berbeda dengan desain mata kita di dunia, tetapi dengan keseimbangan indera dan perasaan duniawi agar setiap jiwa dapat merasakan imbalan dari apa yang telah ia lakukan. Adapun dalil bahwa kita bisa melihat bidadari dengan desain mata kita yang bersifat duniawi adalah hadits Rasulullah saw.:

Diceritakan dari Anas ra. bahwasannya Rasulullah saw. bersabda: “Kalau saja wanita ahli syurga muncul ke dunia, niscaya menjadi terang bercahaya ruang antara langit dan bumi, penuh dengan angin, dan mahkota yang ada di kepalanya lebih baik daripada dunia dengan segala isinya.” (HR Bukhari dan Muslim)

Hadits ini adalah dalil akan keindahan, cahaya, dan kecantikan bidadari yang melampaui batas khayalan dan bayangan kita.
Ketika satu saja bidadari hadir di langit dunia, niscaya semuanya akan bercahaya. Lalu apakah nama kecantikan yang perngaruhnya luar biasa, keindahan yang menggiurkan, dan cahaya yang menyilaukan ini, yang telah Allah ciptakan menjadi karakteristik dari para bidadari?
Lalu bagaimana jika yang hadir di langit dunia ratusan bidadari? Apa yang akan terjadi?

Rasulullah saw. bersabda: “Allah menciptakan bidadari dari tiga macam, paling bawah adalah misik (jenis parfum), tengahnya adalah anbar (jenis parfum), dan yang paling atas dari kafur, hijab mereka hitam bergaris cahaya.” (HR Turmudzi)

Diceritakan dari Anas ra. bahwasannya Rasulullah saw. bersabda: “Bidadari diciptakan dari za’faran.” (HR Baihaqi)

Diceritakan dari Abdillah bin Abbas ra. bahwa Rasulullah saw. bersabda: “Allah menciptakan bidadari dari jari-jari kakinya hingga kedua lututnya dari za’faran (jenis parfum), sedangkan dari kedua lututnya hingga dada diciptakan dari misik (jenis parfum), sedangkan dari dada hingga lehernya diciptakan dari anbar (jenis parfum) yang berwarna abu-abu, dan dari leher hingga kepalanya diciptakan dari kafur putih.” (HR Turmudzi dan Thabrani dalam al-Kabir wa al-Ausath)

Bidadari termasuk salah satu makhluk di antara makhluk Allah. Sebagaimana Allah menciptakan manusia dari tanah, jin dari api dan malaikat dari cahaya, Allah menciptakan bidadari dari materi dengan berfirman: “Kun fa yakun (adalah kalian, maka mereka pun ada).” Tentu saja untuk penciptaan sebaik bidadari, Allah menciptakannya dari materi yang murni, jernih, halus, sesuai dengan keindahan dan kecantikan mereka yang luar biasa.

Diceritakan dari Abdullah bin Mas’ud ra. bahwasannya Rasulullah saw. bersabda: “Sesungguhnya wanita ahli surga putih betisnya dan sumsumnya dapat dilihat dari balik tujuh lapis sutera. Hal tersebut karena Allah berfirman: ‘Seakan-akan mereka itu permata yakut dan marjan.’(ar-Rahmaan: 58).”

Kebeningan ada pada yakut dan keindahan ada pada sutra yang dikenakan, sedangkan kehalusan atau kelembutan ada pada setiap sesuatu dalam penciptaan pakaian dan akhlak.

Firman Allah: “…di sana mereka diberi perhiasan gelang-gelang emas dan mutiara, dan pakaian mereka dari sutera.” (al-Hajj: 23)

Sumber : https://alquranmulia.wordpress.com/2013/07/16/dari-apakah-allah-menciptakan-bidadari/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar