Jumat, 01 Februari 2013

Mengumpulkan Kapas


            Terus terang adalah sifat kesatria, tetapi berani surut dari yang salah dan berani mengakui kesalahan jauh lebih kesatria.
           
- Dr. Hamka -

++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++

        Mengumpulkan Kapas
           
            Sang guru mendengar desas-desus tentang perselisihan di antara para pertapa.
            Setelah mengetahui siapa yang membuat dan menyebarkan desas-desus itu, ia memanggil si pertapa itu.
            Ketika si pertapa itu menghadapnya, sang guru memberikan sekantong kapas kepadanya.
            Katanya, ”Bukalah kantong itu, keluarkan dan tiuplah kapas itu dengan kuat.”
            Si pertapa pun melakukan apa yang di suruh oleh sang guru.
            Tak lama kemudian, kapas itu beterbangan dan berserakan kemana-mana.
            ”Sekarang, silahkan saudara mengumpulkan kapas itu dan memasukannya ke dalam kantong.”
            Dengan susah payah, si pertapa mengumpulkan kapas.
            Karena merasa kelelahan dan sulit mengumpulkan semua kapas itu lagi, si pertapa pun mendatangi sang Guru.
            ”Guru ... saya tidak mampu lagi mengumpulkan semuanya. Kapas-kapas itu telah menyebar kemana-mana karena tertiup angin.”
            ”Demikian pula dengan kabar bohong yang telah saudara beritakan. Semua itu tidak dapat di tarik seluruhnya.
            Semua telah menyebar dan meresahkan banyak orang.”
           
- Ismul Cokro -

Sukses untuk Anda

Corporate Learning Center

Tidak ada komentar:

Posting Komentar