Rabu, 02 Januari 2013

SOICHIRO HONDA ( MOTIVASI )


SOICHIRO HONDA  : "Lihat Kegagalan Saya"

Cobalah amati kendaraan yang melintasi jalan  raya. Pasti, mata Anda selalu
terbentur pada Honda, baik berupa mobil maupun  motor. Merk kendaran ini
menyesaki padatnya lalu lintas, sehingga layak  dijuluki "raja jalanan".

Namun, pernahkah Anda tahu, sang pendiri  "kerajaan" Honda - Soichiro Honda diliputi kegagalan. Ia juga tidak menyandang  gelar insinyur, lebih-lebih
Profesor seperti halnya B.J. Habibie, mantan  Presiden RI. Ia bukan siswa
yang memiliki otak cemerlang. Di kelas, duduknya  tidak pernah di depan,
selalu menjauh dari pandangan guru. "Nilaiku jelek di  sekolah. Tapi saya
tidak bersedih, karena dunia saya disekitar mesin, motor  dan sepeda," tutur
tokoh ini, yang meninggal pada usia 84 tahun, setelah  dirawat di RS
Juntendo, Tokyo, akibat mengindap lever.

Saat merintis  bisnisnya Soichiro Honda selalu diliputi kegagalan. Ia sempat
jatuh sakit,  kehabisan uang, dikeluarkan dari kuliah. Namun ia trus
bermimpi dan  bermimpi...

Kecintaannya kepada mesin, mungkin 'warisan' dari ayahnya  yang membuka
bengkel reparasi pertanian, di dusun Kamyo, distrik Shizuko,  Jepang Tengah,
tempat kelahiran Soichiro Honda. Di bengkel, ayahnya memberi  cathut (kakak tua) untuk mencabut paku. Ia juga sering bermain di tempat  penggilingan padi melihat mesin diesel yang menjadi motor penggeraknya. 

Di situ, lelaki kelahiran 17 November 1906, ini dapat berdiam diri 
berjam-jam. Di usia 8 tahun, ia mengayuh sepeda sejauh 10 mil, hanya ingin 
menyaksikan pesawat terbang.

Ternyata, minatnya pada mesin, tidak  sia-sia. Ketika usianya 12 tahun,
Honda berhasil menciptakan sebuah sepeda  pancal dengan model rem kaki.
Tapi, benaknya tidak bermimpi menjadi usahawan  otomotif. Ia sadar berasal
dari keluarga miskin. Apalagi fisiknya lemah,  tidak tampan, sehingga
membuatnya rendah diri.

Di usia 15 tahun,  Honda hijrah ke Jepang, bekerja Hart Shokai Company.
Bosnya, Saka Kibara,  sangat senang melihat cara kerjanya. Honda teliti dan
cekatan dalam soal  mesin. Setiap suara yang mencurigakan, setiap oli yang
bocor, tidak luput  dari perhatiannya. Enam tahun bekerja disitu, menambah
wawasannya tentang  permesinan. Akhirnya, pada usia 21 tahun, bosnya
mengusulkan membuka suatu  kantor cabang di Hamamatsu. Tawaran ini tidak ditampiknya.

Di Hamamatsu  prestasi kerjanya tetap membaik. Ia selalu menerima reparasi
yang ditolak  oleh bengkel lain. Kerjanya pun cepat memperbaiki mobil
pelanggan sehingga  berjalan kembali. Karena itu, jam kerjanya larut malam,
dan terkadang sampai  subuh. Otak jeniusnya tetap kreatif. Pada zaman itu,
jari-jari mobil terbuat  dari kayu, hingga tidak baik meredam goncangan. Ia
punya gagasan untuk  menggantikan ruji-ruji itu dengan logam. Hasilnya
luarbiasa. Ruji-ruji  logamnya laku keras, dan diekspor ke seluruh dunia. Di
usia 30, Honda  menandatangani patennya yang pertama.

Setelah menciptakan ruji, Honda  ingin melepaskan diri dari bosnya, membuat
usaha bengkel sendiri. Ia mulai  berpikir, spesialis apa yang dipilih?
Otaknya tertuju kepada pembuatan Ring  Pinston, yang dihasilkan oleh
bengkelnya sendiri pada tahun 1938. Sayang,  karyanya itu ditolak oleh
Toyota, karena dianggap tidak memenuhi standar.  Ring buatannya tidak
lentur, dan tidak laku dijual. Ia ingat reaksi  teman-temannya terhadap
kegagalan itu. Mereka menyesalkan dirinya keluar  dari bengkel.

Kuliah

Karena kegagalan itu, Honda jatuh sakit  cukup serius. Dua bulan kemudian,
kesehatannya pulih kembali. Ia kembali  memimpin bengkelnya. Tapi, soal Ring
Pinston itu, belum juga ada solusinya.  Demi mencari jawaban, ia kuliah lagi
untuk menambah pengetahuannya tentang  mesin. Siang hari, setelah pulang
kuliah - pagi hari, ia langsung ke  bengkel, mempraktekan pengetahuan yang
baru diperoleh. Setelah dua tahun  menjadi mahasiswa, ia akhirnya
dikeluarkan karena jarang mengikuti kuliah. 

"Saya merasa sekarat, karena ketika lapar tidak diberi makan, melainkan 
dijejali penjelasan bertele-tele tentang hukum makanan dan pengaruhnya," 
ujar Honda, yang gandrung balap mobil. Kepada Rektornya, ia jelaskan 
maksudnya kuliah bukan mencari ijasah. Melainkan pengetahuan. Penjelasan 
ini justru dianggap penghinaan.

Berkat kerja kerasnya, desain Ring  Pinston-nya diterima. Pihak Toyota
memberikan kontrak, sehingga Honda  berniat mendirikan pabrik. Eh malangnya, niatan itu kandas. Jepang, karena siap  perang, tidak memberikan dana. Ia pun tidak kehabisan akal mengumpulkan modal  dari sekelompok orang untuk mendirikan pabrik. Lagi-lagi musibah datang. Setelah  perang meletus, pabriknya terbakar dua kali.

Namun, Honda tidak patah  semangat. Ia bergegas mengumpulkan karyawannya.

Mereka diperintahkan  mengambil sisa kaleng bensol yang dibuang oleh kapal
Amerika Serikat,  digunakan sebagai bahan mendirikan pabrik. Tanpa diduga,
gempa bumi meletus  menghancurkan pabriknya, sehingga diputuskan menjual
pabrik Ring Pinstonnya  ke Toyota. Setelah itu, Honda mencoba beberapa usaha lain. Sayang semuanya  gagal.

Akhirnya, tahun 1947,setelah perang Jepang kekurangan bensin. Di  sini
kondisi ekonomi Jepang porak-poranda. Sampai-sampai Honda tidak 
dapatmenjual mobilnya untuk membeli makanan bagi keluarganya. Dalam keadaan  terdesak, ia memasang motor kecil pada sepeda. Siapa sangka, "sepeda motor"  cikal bakal lahirnya mobil Honda - itu diminati oleh para tetangga. 

Mereka berbondong-bondong memesan, sehingga Honda kehabisan stok. 
Disinilah, Honda kembali mendirikan pabrik motor. Sejak itu, kesuksesan tak 
pernah lepas dari tangannya. Motor Honda berikut mobinya, menjadi "raja" 
jalanan dunia, termasuk Indonesia.

Soichiro Honda mengatakan,  janganlah melihat keberhasilan dalam menggeluti industri otomotif. Tapi lihatlah  kegagalan-kegagalan yang dialaminya. "Orang melihat kesuksesan saya hanya satu  persen. Tapi, mereka tidak melihat 99% kegagalan saya", tuturnya. Ia memberikan  petuah ketika Anda mengalami kegagalan, yaitu mulailah bermimpi, mimpikanlah  mimpi baru dan berusahalah untuk merubah mimpi itu menjadi kenyataan. 

Kisah Honda ini, adalah contoh bahwa Suskes itu bisa diraih seseorang  dengan modal seadanya, tidak pintar di sekolah, ataupun berasal dari keluarga  miskin. Jadi buat apa kita putus asa bersusah hati merenungi nasib dan  kegagalan. Tetaplah tegar dan teruslah berusaha, lihatlah Honda sang
Raja  jalanan.

5 Resep keberhasilan Honda :

1. Selalulah berambisi dan  berjiwa muda.
2. Hargailah teori yang sehat, temukan gagasan baru, khususkan  waktu
memperbaiki produksi.
3. Senangilah pekerjaan Anda dan usahakan  buat kondisi kerja Anda senyaman mungkin.
4. Carilah irama kerja yang lancar  dan harmonis.
5. Selalu ingat pentingnya penelitian dan kerja  sama.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar