Sabtu, 29 Desember 2012

Emak, Rasanya Susu itu Seperti Apa?


Pagi itu si Acil berjalan menyusuri rel kereta api, menuju stasiun Parungpanjang  dengan baju Angry birdnya yang sudah lusuh. Si Acil berharap hari ini mendapatkan sedikit uang untuk membeli sekotak susu seharga Rp 2.500,-, seperti doa emaknya tadi malam.
Perbincangan Malam tadi :
Acil      : “emak…rasanya susu itu seperti apa ya?” (SI Acil sambil menunjuk bekas susu kotak     
                ditangannya).
Emak   : “rasanya manis, gurih, lezat dan enak, Acil…” (Emak Acil sambil membereskan
                tumpukan kardus dan sampah-sampah hasil memulungnya tadi sore).
Acil      : “Oh..enak ya, mak…Acil pengen susu ini, mak..” (sambil memperlihatkan bekas susu
                kotak digenggamannya).
Emak   : “Insyallah Cil..kalau besok hasil menjual kardus dan lainnya laku terjual lebih seperti
                biasanya emak pasti belikan…” (dalam hati emak Acil menangis sampai usia 6 tahun
                Acil belum merasakan nikmatnya susu yang seharusnya menjadi konsumsi Acil untuk
                pertumbuhan dan perkembangan tubuh dan otaknya. Tapi emak Acil tidak mungkin
                untuk membelikannya karena hasil penjualan dari memulungnya hanya bisa untuk
               membeli beras 1 liter dan ikan asin sebagai lauknya).
Acil      : “emak..boleh ngga Acil besok nyari botol-botol bekas di Stasiun Parungpanjang terus
                kalau sudah banyak bisa Acil jual, uangnya buat Acil beli susu, boleh ya mak…” (rengek
                Acil pada emaknya).
Emak   : “boleh Acil..tapi pesan emak, jangan pernah mengemis ya nak…karena kita Allah tidak
                suka pada orang-orang yang hanya bisa meminta-minta tanpa bekerja keras…emak
                 doakan Acil besok dapat uang untuk beli susu” (pesan dan doa emak pada Acil).
Acil      : “Iya, mak..Acil selalu ingat pesan emak…” (dengan hati senang Acil tertidur dan
                membayangkan besok Allah beri rizki untuk membeli susu).
Sesampainya di Stasiun Parungpanjang Acil  langsung memunguti botol-botol dan gelas bekas minuman yang berserakan dengan penuh semangat dan dia bertekad hari ini bisa membeli sekotak susu yang sudah lama dia idam-idamkan.
Disebuah peron ada seorang ibu dan anaknya sedang menunggu kereta api yang akan membawa mereka ke arah stasiun Tanah Abang. Terlihat sekali tubuh yang gempal dari si anak, pertanda asupan gizinya cukup baik. Sekotak susu yang idamkan Acil ada dalam genggamannya, si Acil hanya menelan ludahnya membayangkan rasa susu kotak itu.
Saat si Acil sedang membayangkan rasa susu dalam khayalannya tiba-tiba si ibu dan anaknya langsung lari menuju kereta yang sudah tiba di Stasiun Parungpanjang karena terburu-buru belanjaan si ibu tertinggal dibangku peron.
Melihat  kantong belanjaan si ibu tertinggal si Acil dengan sigapnya langsung membawa kantong belanjaan si ibu dan menyerahkannya. Dan sebagai rasa terima kasih si Acil pun diberi uang Rp 5.000,-, tak terhingga rasa bahagia Acil. Tak henti-hentinya dia mengucapkan rasa terima kasih pada si ibu.
Si Acil bahagia sekali dan uang Rp 5.000,- hasil pemberian si ibu dia langsung belikan sekotak susu yang sangat dia idamkan , si Acil tidak membeli satu tapi dua susu kotak. Dia ingin berbagi dengan emaknya dia ingin emaknya pun merasakan enaknya susu yang emak ceritakan padanya.
Dia genggam erat susu kotak dikedua tangannya, dan dia akan menceritakan semuanya pada emak bahwa hari ini dia benar-benar bahagia karena dia dapat merasakan nikmatnya susu.
Sungguh tak terduga karena bahagianya Acil tidak melihat kanan-kiri saat dia menyebrang, tiba-tiba sebuah truk tronton dengan muatan penuh batu melindasnya dengan sekejap dan tubuh mungil dengan masih menggenggam dua kotak susu pun terlindas..tak bergutik…masih dengan susu dalam genggamannya….
Si Acil kecil tewas seketika…dan dia tak pernah merasakan nikmatnya susu kotak dalam genggamannya….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar