Kamis, 27 Desember 2012

Hiburanku: Kisah Petir di Kepala

Just Banyolan, yang Penting Happy

tersambar petir

Bingung memilih, karena banyaknya pilihan. Dunia saat ini begitu indah, yang jelekpun tampak Indah, yang mukanya ancur tampak Indah.

Dan indahpun dikemas dengan hawa nafsu, maka menjadi lebihlah Indah.

Susah mencari wanita jelek, susah mencari pria jelek. Kribopun menjadi silk, mrongospun menjadi biji mentimun, 88 pun menjadi 11 berkat ramuan tongseng.

Kasihan pemuda yang minder, mencari pacar jelekpun susahnya minta ampun. Apalagi yang cantik.

Pemuda sudah biasa gandhul-gandhul kasoer.

Ah sudah... mun urusin dirimu sendiri, jangan urusin orang lain dul.

Baik kawan, karena aku juga dulu seorang pemuda tampan. Sudah berapa wanita di sekolah dulu bertekuk lutut dihadapanku mengharap agar bukunya dikembalikan sesudah mencontek PR.

Cukup curhatnya, kenapa bertele-tele ceritanya!! Kita sedang membahas Petir di Kepala dul.

Baik, kita lanjut...

Ternyata petir itu memang ada, begini ceritanya saya akan mengemas dengan gaya bahasa mbulet agar kamu tidak bisa membacanya.

beberapa hari lalu aku membaca majalah Islam bulanan dengan tema parenting, tapi aku lupa bahasanya, tapi ini kejutan luar biasa dan membuatku serasa ada petir di kepala..

Setelah itu aku baca ulang lagi isinya, ternyata luar biasa seperti ada petir dikepala.
Karena lupa lagi, aku baca ulang isinya, ternyata luar biasa seperti ada petir dikepala.
Wow akhirnya aku baca lagi, ternyata isinya luar biasa.

tapi aku masih lupa bahasanya.. akhirnya aku baca lagi majalahnya, ternyata serasa ada petir di kepala.

Kira-kira seperti itulah kisah petir di kepala.

Bersambung...

Yogyakarta, 28 Desember 2012

Petir Bagian 2


Sudah aku bilang kisah ini membuatmu bertanya-tanya dan misuh-misuh.

Sebelum tahu apa penyebabnya dari tema yang aku bawa.

Diawal aku sudah menyindir bagaimana pemuda sekarang lebih bisa gandhoel kasoer terhadap fitnah jaman ini.

Kalaupun tidak bisa melakukannya mungkin berharap bisa gandoel-gandoel. Terserah kamu bayankan apa kaliamat gandoel itu!!

Fahamkan? petir itu hanya sebuah majas.

Majas?? majas apa ya? sepertinya kau juga lupa pelajaran majas.

Sama..

Ups.. jelekpun sudah banyak yang tidak virgin.

Sepertinya kalimat itu majas bukan ya?

OMG, memang kamu layak dapat petir dikepala. bluarrrrrrr mampus kau bujangan. Kenapa tidak nikah saja..

#Eh bilang mampus..

=====
Dimajalah itu (lihat artikel saya sebelumnya bagian 1: Petir ) menceritakan dan akan aku ceritakan dengan bahasa tersurat meski tidak tersirat.

Rini anak baik budinya, yang tampak ceria harinya. Kini terlihat berbeda. Sang ibu merasa ada perubahan pada anak remajanya itu.

Ada apa GARANGAN?

Garangan adalah sejenis hewan kalau dalam bahasa indonesia dsebut musang. Kalau dalam literatur jawa garangan adalah hewan pemakan pithek (karena konon pitheknya si Mbah pernah jadi korban keganasan garangan, maaf sedikit curhat)

Ibu yang sudah mulai curiga sang anak yang mulai berkutat dikamar dengan teman HP nya dan Pencet-pencet jerawat (maaf jerawat ini bukan majas)

Ketika malam hari, ibu yang rajin shalat tahajud ini merasa penasaran apa yang menyebabkan anaknya berubah. Dibukalah kamar, kemudian dibukalah HP.
Kemudian dia membaca sebuah SMS dengan huruf terbalik-balik"

"Mlm kN4yc, hicK4M ya mQ Hlt 1R38M3m Nna8r0gnP kutN 4tNC Tq, UmQ kdT t1K4C n4K? LK kNaY4 T1kC k05B TQ 3kp NamgnP 4J y?
:-*
*Y3N0H U 3V0l*

Dibacanya pelan-pelan SMS itu, pertama ibu itu masih bingung.. diulang-ulanglah dan akhirnya...

'Malam cayank, makasih ya kamu telah memberi pengorbanan untuk cinta kita, kamu tidak sakitkan? kalau ayank sakit besok kita pakai pengaman saja ya!! :-* Love u honey

Dan PETIR ITU SEPERTI MENYAMBAR-NYAMBAR DI KEPALA!!

Dipandangilah putri cantiknya yang sedang tidur itu...

Dan...

Rentetan air mata mengalir...

======
Rabbanaa hablana min azwaajinaa wa dzurriyaatinaa qurrota a'yun, wa ja'alnaa lil muttaqiina imamaa. Amin

Referensi: Majalalah Karima

Link: http://irgimnur.blogspot.com/2012/12/hiburanku-kisah-petir-di-kepala-bag-1.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar