Minggu, 23 Desember 2012

Kisah seorang penjual Bunga

Assalam alaikum,,akhi wa ukhti fillah

Seiring berjalannya waktu,tak satupun manusia mengelak perubahan bentuk dan tenaga, sampailah ke titik tua yang lemah,,ketika menjadi tua riwayat kehidupan seakan mendekati garis finish perpisshan dengan segala amal dan hiruk pikuk kehidupan. diantara pedihnya kehidupan manusia di tuntut untuk tetap bertahan sebagaimana kisah pendek di bawah ini.

Ada seorang nenek pekerjaan sehari-hari adalah penjual bunga di samping masjid yang halamannya ada sebuah pohon mangga besar yang rimbun,
setiap hari si nenek selalu membersihkan daun-daun yang jatuh di halaman masjid itu dengan cara mengambil bukan menyapu.
suatu hari ada seorang anak remaja putri mau beli bunga yang di pajang di tempat yang sangat sederhana,tapi si nenek lagi mengambil daun mangga yang jatuh,kebetulan daunnya tidak banyak yang jatuh saat itu.
nenekpun segera melayani remaja putri tadi.
Dalam sehari nenek mengambil daun-daun itu dua kali sehari pagi dan sore hari,bila adzan berkumandang nenek segera masuk ke masjid untuk sholat,saat hujan turun di sertai tiupan angin kencang nenek malah tersenyum bangga melihat daun-daun yang jatuh,
habis hujan reda menghampiri dagangannya,,apabila belum datang pembeli, nenek segera pula memungut daun mangga,begitu seterusnya,,
tapi suatu hari daun mangga tak satupun yang jatuh, nenek merasa sedih,gelisah,karena tak bisa memungutnya,seebentar2 di tengok halaman masjid dari kejatuhan daun mangga,tapi teta[ bersih.
Ketika sakit daun yang jatuh banyak tapi nenek tak bisa memungutinya, hingga pak IMAM masjid berkunjung ke rumah nenek itu,,terjadilah percakapan,,

Kata Pak Imam : Sakit apa nek,,,?
Jawab si nenek : Banyakkah daun yang jatuh di depan masjid,,?
Pak Imam heran dan bertanya : emang ada apa nek dengan daun yang jatuh,,,,?
nenek menjawab : Aku ingin memungutnya.
pak Imam : nenek istirahat dulu biar cepat sembuh, tapi ada apa sebenarnya dengan daun mangga itu nek,,?
lain kali nenek tak usah pungut lagi daun yang jatuh,,biar di sapu saja sama orang lain.
nenek menjawab : Sesungguhnya aku lebih suka memungut daun mangga yang jatuh dari pada menjual bunga, karena setiap daun yang aku pungut itu sebanyak itu pula aku membaca SUBHANALLOH.
pak Imam tercengang, terharu mendengar keterangan dari nenek sambil mengucapkan ALLOHU AKBAR.

selang beberapa hari si nenek meninggal dunia dalam keadaan HUSNUL KHOTIMAH, dan pak Imam segera mengurus Mayat si nenek,dan ternyata keharuman mayat si nenek semerbak bagai bunga yang di jualnya di samping masjid,
Begitulah kisah nenek yang rajin membaca SUBHANALLOH mendapat balasannya sebanyak daun mangga yang di pungut.

Semoga bisa di ambil pelajaran bagi kita yang masih punya banyak waktu untuk berbuat kebaikan demi diri sendiri,
mudah2an menjadi amal buat kita tauladani.

Wassalam alaikum,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar